Reporter geosurvey.co.id Namira Yuna melaporkan
geosurvey.co.id, BEIJING – Juru bicara TikTok menegaskan bahwa kisah penjualan platform video bergulir kepada miliarder terkenal Amerika Elon Musk, alias Hoax, adalah berita palsu.
Tiktok juga mengklarifikasi tidak akan lepas dari ByteDance sebagai induk perusahaan.
“Kami tidak bisa mengomentari cerita palsu,” kata juru bicara TikTok, merujuk pada masalah penjualan platform video tersebut sebagai berita hoaks, seperti dikutip dari BBC International.
TikTok merilis pernyataan tersebut setelah laporan Bloomberg News mengklaim bahwa kemungkinan penjualan operasi TikTok di AS kepada miliarder Elon Musk telah dibahas.
Laporan tersebut juga menyatakan bahwa dalam skenario yang mungkin terjadi, platform media sosial Musk, X, akan mengambil alih TikTok AS sehingga aplikasi tersebut dapat melanjutkan bisnisnya di AS.
Menurut analisis Mandeep Singh dan Damien Reimertz dari Bloomberg Intelligence, Elon Musk kemungkinan menghabiskan antara $40 miliar hingga $50 miliar untuk mengakuisisi TikTok.
Sejauh ini, Musk belum memberikan komentar resmi mengenai kesepakatan tersebut.
Namun pembicaraan tersebut tampaknya merupakan langkah yang diambil oleh Beijing jika aplikasi video pendek tersebut tidak dapat menghindari usulan larangan tersebut.
Laporan ini muncul di tengah meningkatnya kontroversi mengenai kehadiran TikTok di AS.
Pemerintah AS mengancam akan memblokir aplikasi video ini mulai 19 Januari 2025 jika induk TikTok, Bytedance, menolak menjual aplikasi TikTok ke AS.
Perselisihan sengit bermula ketika AS menuduh China mencuri data dari TikTok.
Dugaan tersebut diperkuat ketika tim penyidik menemukan kode sumber di TikTok yang menunjukkan aplikasi tersebut mengumpulkan data seperti lokasi, perangkat yang digunakan, dan aplikasi apa saja yang ada di ponsel pengguna.
Dengan menggunakan data ini, Amerika Serikat khawatir warganya akan dikendalikan oleh pemerintah Tiongkok.
Pasalnya, pemerintah negeri tirai bambu ini kerap menggunakan algoritma di media sosial untuk mempengaruhi penggunanya.
Akibat masalah tersebut, Presiden Joe Biden menandatangani undang-undang pada bulan April yang memaksa ByteDance untuk menjual TikTok kepada pemilik non-Tiongkok.
Jika ByteDance menolak aturan tersebut, aplikasi TikTok berisiko dilarang beroperasi di Amerika Serikat.
Tak hanya itu, Ketua Komite DPR atau DPR AS juga mendesak para CEO Apple dan Google segera menghapus aplikasi TikTok dari Play Store dan App Store setelah 19 Januari 2025. Pilih China. mematikan. Daripada TikTok menjualnya di AS
Setelah menolak menjual TikTok kepada miliarder terkenal Amerika Elon Musk, perusahaan induk TikTok di Tiongkok, ByteDance, telah mengonfirmasi bahwa mereka akan menutup aplikasi TikTok alih-alih menjualnya ke perusahaan Amerika.
Empat sumber Reuters di AS juga mengonfirmasi bahwa ByteDance tidak akan menjual TikTok karena algoritma TikTok dianggap penting bagi keseluruhan bisnis ByteDance.
Selain itu, TikTok AS hanya menyumbang sebagian kecil dari total pendapatan dan jumlah pengguna ByteDance.
Oleh karena itu, menutup TikTok di AS dianggap lebih baik daripada menjual aplikasi tersebut ke perusahaan Amerika.