Kronologi cacingan pada tubuh wanita di rumahnya di Koja, Jakarta Selatan.
geosurvey.co.id, JAKARTA – Mayat perempuan ditemukan dipenuhi belatung di rumahnya, Jalan Haji Nawar No. 20A RT 008, RW 002, Tugu Selatan, Koja, Batavia Utara.
Jenazah wanita berinisial EH (65) ditemukan dalam kondisi sangat mengenaskan.
“Pada Rabu, 25 Desember 2024 pukul 09.00 WIB jenazah ditemukan,” kata Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ari Syam Indradi, Kamis (26/12/2024).
Kronologi penemuan jenazah
Saravval, Ketua RT berinisial A (55), sempat mendengar bau tak sedap di lingkungannya.
Di sini, dia membantu warga dan mencari sumber makanan enak.
Kebetulan bau tersebut berasal dari rumah wanita tua korban.
Karena pintu rumah terkunci, RT dan warga memaksa pintu rumah korban, kata Ade Ari.
Saat ditemukan, korban sedang tidur di kamar mandi.
Dan kondisi tubuh korban sudah menunjukkan adanya cacingan, kata mantan pemimpin Metropolis Selatan Batavia itu.
Jenazah korban kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit (RS) Polri, Kramat Jati, Batavia Timur untuk diautopsi.
“Pakai setelah mati dan kembali lagi. Hal ini sudah dilaporkan ke Polsek Koja,” kata Ade Ari.
Belum diketahui apakah korban mengalami luka atau berapa lama meninggal.
Tanda-tanda kematian pada cacingan
Cacing merupakan penanda pembusukan bangkai dan dapat digunakan untuk memperkirakan waktu kematian.
Cacing muncul pada tahap pembengkakan, dimana bakteri anaerob berkembang biak dan melepaskan gas seperti metana dan hidrogen sulfida.
Larva tertarik pada bau mayat dan bertelur di salah satu sisi tubuh.
Ilmuwan forensik dapat menggunakan tahap perkembangan larva untuk memperkirakan waktu kematian dan di mana jenazah tersebut mati.
Tahapan perkembangan cacing disebut “Instar” dan bervariasi dalam ukuran dan waktu tergantung pada jenis cacing.
Jika muncul cacingan, waktu kematian tubuh bisa dihitung kurang dari 5-6 hari.
Selain cacingan, tanda-tanda pembusukan lainnya adalah pembengkakan pada tubuh, kulit mengelupas, dan tubuh menghitam.