Reporter geosurvey.co.id Lita Febriani melaporkan.
geosurvey.co.id – Raksasa otomotif Belanda Stellantis mencatat laba usaha pada paruh pertama tahun 2024 turun 40% menjadi $9,28 miliar atau Rp 142 triliun.
Harga saham perusahaan juga anjlok hampir 50% dalam lima bulan terakhir. CEO Stellantis Carlos Tavares menyoroti beberapa masalah utama di Amerika Utara, termasuk persediaan kendaraan yang berlebihan dan masalah manufaktur.
Stellantis mengambil sejumlah langkah, termasuk meluncurkan misi untuk mengembangkan strategi pemulihan dan berupaya memulihkan kepercayaan di antara karyawan dan investor.
Tavares biasanya mengunjungi operasi Amerika Utara setiap empat hingga enam minggu sekali, tetapi perjalanan ini dilakukan selama liburan musim panas.
Sepanjang perjalanan, Tavares bertemu dengan manajer tingkat atas dan dealer serta mengunjungi pabrik di Detroit.
Menurut Philippe Houchois, seorang analis di Jefferies, bisnis Stellantis di Amerika Utara sangat terpengaruh oleh keputusannya untuk menaikkan harga meskipun konsumen tidak bersedia membayarnya.
Seperti dilansir Carscoops (25 Agustus 2024), Houchois berkata, “Mereka kurang pragmatisme untuk segera menangani penimbunan, sehingga mereka harus menentukan harga secara lebih taktis untuk menghindari hal tersebut.”
Stellantis memberhentikan 2.450 pekerja di pabrik perakitan Warren Truck dekat Detroit. Tavares juga mengatakan kedua pabrik lokal milik perusahaan tersebut memiliki kekurangan yang perlu diatasi.