Dilansir reporter geosurvey.co.id, Fahdi Fahlevi
geosurvey.co.id, Batavia – Woro Srihastuti Sulistyaningrum, Deputi Koordinator Pendidikan Berkualitas Anak, Perempuan dan Remaja Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, mendorong kerja sama multisektor dalam upaya pencegahan pornografi.
Langkah ini diambil untuk mengatasi penyebab masalah pornografi.
Ia meminta seluruh bupati segera membentuk kelompok kerja sesuai Pemberitahuan Kementerian Dalam Negeri tahun 2019.
Saya menulis dalam suratnya pada Sabtu (12 Oktober 2024): “Kita harus mengerahkan segala upaya untuk segera menghentikan eksploitasi guna menyelamatkan sumber daya manusia dan generasi mendatang.”
Hal ini juga didukung dengan Peraturan Menteri Rumah Umum Nomor 15 Tahun 2023 dalam Penyusunan Sila 2024 yang salah satunya mengatur alokasi anggaran untuk mendukung program/kegiatan GTP3.
“Kolaborasi dan kerja sama antar departemen di pusat dan daerah sangat diperlukan untuk memahami permasalahan ini,” ujarnya.
Angka Polri tahun 2024 menunjukkan, dari 1.410 korban pornografi yang mengungkapkan perilaku seksual dan pelecehan seksual, sebanyak 17,13 persen berusia di bawah 17 tahun.
Biro Kejahatan Internet Polri menyampaikan data jumlah insiden pornografi anak online yang dihimpun National Center for Missing and Exploited Children pada tahun 2023, sebanyak 7.491.564 insiden dari tahun 2019 hingga 2023.
Menurut penelitian, kecanduan pornografi lebih berbahaya dibandingkan kecanduan narkoba.
Pornografi merusak beberapa elemen otak yang berkaitan dengan pengendalian diri, pengambilan keputusan, ketidakpekaan terhadap norma, serta menurunkan perhatian dan motivasi belajar.