Dilansir reporter geosurvey.co.id Dennis Destryawan
geosurvey.co.id, JAKARTA – Komitmen untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hijau yang inklusif semakin diperkuat dengan kerja sama antar pihak yang diluncurkan pada Simposium SCG ESG 2024 di Jakarta.
Direktur Keberlanjutan SCG Nuttavut Intarode mengatakan inisiatif utama pihaknya yakni pengembangan Kota Rendah Karbon Saraburi melibatkan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah Thailand dan mitra global.
“Kami telah menyelaraskan strategi industri dengan tujuan nasional seperti Net Zero Cement & Concrete Roadmap. Salah satu inisiatif kami adalah pendekatan pertanian rendah karbon untuk mengurangi emisi gas rumah kaca,” ujarnya, Jumat (27 Desember 2024).
Dikatakannya, SCG saat ini sedang fokus pada 3 proyek strategis yang mendorong pembangunan berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara, seperti kota rendah karbon Saburi di Thailand, pengembangan Islands Capital (IKN) sebagai smart green city dan KADIN Net Zero. . Pusat transisi Indonesia menuju perekonomian rendah karbon.
Di Indonesia, konsep kota hijau juga diterapkan oleh IKN Development yang bertujuan mencapai 100 persen Sign net emisi pada tahun 2045.
Lazuardi Nasution, Direktur Investasi dan Kemudahan Berusaha IKN, mengatakan IKN dirancang sedemikian rupa sehingga 65 persen kawasannya diperuntukkan bagi hutan tropis dan kawasan hijau.
“Penggunaan teknologi rendah karbon seperti transportasi listrik dan pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas 50 MW,” imbuhnya.
Pada saat yang sama, Net Zero Hub KADIN menjadi katalis bagi perusahaan-perusahaan Indonesia untuk beradaptasi dengan perekonomian rendah karbon.
Hingga saat ini, lebih dari 80 perusahaan telah berpartisipasi dalam proyek tersebut, dimana 40 perusahaan telah mengikuti pelatihan pengelolaan gas rumah kaca dan 6 perusahaan lainnya telah berkomitmen pada Science Targets Initiative (SBTi).
Warit Jintanawan, country manager SCG untuk Indonesia, menekankan pentingnya kemitraan publik-swasta untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang ramah lingkungan dan inklusif.
“Melalui kemitraan ini, kita dapat menciptakan manfaat yang setara bagi masyarakat dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan,” kata Warit.
Menurutnya, proyek-proyek tersebut merupakan bukti nyata bahwa kerja sama antar sektor dapat mempercepat transisi menuju ekonomi hijau.