Jurnalis Tribunnevs.com Reinas Abdila melaporkan
TRIBUNNEVS.COM, JAKARTA – Subdit III Sumdaling Ditreskrissus Polda Metro Jaia memeriksa dua tempat berupa rumah di kawasan Medan Satria, Kota Bekasi dan Jakarta Barat, Cengkareng.
Hasil pemeriksaan, rumah tersebut digunakan sebagai tempat pemindahan isi gas LPG 3 kg (subsidi) ke tabung gas LPG 12 kg kosong (non subsidi).
Reserse Kriminal Khusus (Vadirrescrimsus) Polda Metro Jai AKBP Hendri Umar mengatakan, laporan kejanggalan atau dugaan pelecehan sudah dipublikasikan.
Benar isi botol gas itu tercampur atau dipindahkan ke dua tempat tersebut, kata Hendri Umar saat jumpa pers tindak pidana pencampuran gas elpiji 3kg di konsesi di Polda Metro Jaia, Jakarta Selatan, Kamis. (Kamis). 17/10/2024).
Saat ini, dua pelaku yang mengatasnamakan diri di Bekasi menjadi tersangka, yakni EBS (52) Chenkareng dan RD (46).
Kedua tersangka mengaku memindahkan isi gas tersebut ke dalam tabung elpiji 12 kg yang di atasnya terdapat es batu.
Fungsi es batu adalah mendinginkan suhu pipa.
Kemudian tabung gas 3 kg yang merupakan tabung gas bersubsidi diletakkan terbalik sehingga tabung 3 kg berhadapan langsung dengan tabung 12 kg.
Nah, kemudian ada gerakan ini, dengan menggunakan es batu sebagai media pendinginnya, agar gas bisa langsung bergerak, dan menggunakan tabung kendali, agar gas akhirnya bisa bergerak, ujarnya.
Atas kejahatan campuran ini, pelaku mendapat selisih harga yang sangat signifikan.
Hendry Umar mengatakan, para pelaku mendapat untung ganda dengan membeli tabung gas dengan harga murah dari tabung gas.
Diketahui, tersangka sudah menjalankan usahanya selama kurang lebih 4 bulan dan mengedarkan pipa ke pertokoan atau toko di wilayah Jakarta Barat dan wilayah Kota Bekasi.
“Jadi seperti kita tahu, satu tabung gas elpiji bersubsidi harganya Rp 18.000 sampai 20.000. Kalau dikalikan 4 jadinya sekitar Rp 72.000 sampai 80.000,” ujarnya.
Pelaku menjual 1 botol elpiji dengan harga Rp 2.00.000 per botol.
“Kalau kita hitung-hitung, tersangka dapat memperoleh Rp 120.000 hingga Rp 140.000 dari satu pipa,” imbuhnya.
Saat kegiatan ini berlangsung kurang lebih 4 bulan, defisit pemerintah dari anggaran subsidi nondedikasi mencapai Rp300 juta. Pekerja menurunkan tabung gas elpiji 3 kg atau gas semangka dari truk di gudang distributor di kawasan Palmera Barat, Jakarta Selatan, Kamis (14/07/2022). Mulai pekan ini, PT Pertamina menaikkan harga jual gas elpiji nonsubsidi 12 kg dari Rp 188.700 menjadi Rp 2 lakh 13 ribu dan 5,5 kg dari Rp 88.800 menjadi Rp 1 lakh. Varta Kota/Iulianto (Varta Kota/Iulianto)
Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Barat (JBB) Danny Zuccardi mengatakan, sebagian konsumen berhak mendapatkan subsidi LPG 3kg ini.
Tindakan ini menyulitkan masyarakat yang berhak mendapatkan gas sebanyak 3 kg.
“Kami juga terus bekerja sama dengan Polda Metro Jaia untuk dapat memastikan ketersediaan gas 3kg yang cukup di masyarakat,” kata Danny.
Akibat dari campuran gas tersebut, besi pengatur katup baik LPG 3kg maupun LPG 12 bisa menjadi tidak standar dan menimbulkan kebocoran.
“Kami selalu memastikan keamanan LPG di Aadhar tetap terjaga dengan baik. Komitmen utama kami adalah memberikan pasokan LPG kepada masyarakat dengan subsidi,” ujarnya.
Sesuai prosedur, konsumen gas 3 kg harus setiap saat meminta KTP dan ada jumlah maksimal KTP baik bagi pengguna maupun penjual.
Hal ini dilakukan agar masyarakat berhak mendapatkan gas sebanyak 3 kg tanpa mengganggu kerja sama.