Dilansir reporter geosurvey.co.id, Ismoyo
geosurvey.co.id, JAKARTA – Persoalan terkait Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang semula dijadwalkan dibubarkan, kini kembali mencuat.
Kabarnya, di era Presiden Prabowo Subianto mendatang, departemen yang mengendalikan BUMN akan diubah menjadi perusahaan superholding yang kemudian dipimpin oleh kepala badan tersebut.
Pengamat BUMN Toto Pranoto dari Universitas Indonesia pun menanggapi kabar tersebut.
Ia mengungkapkan, gagasan keberlanjutan BUMN sebenarnya merupakan konsep lama. ,
Awalnya digagas Menteri Negara pengguna BUMN pada era Tanri Abeng.
Saat itulah konsep BUMN holding unggulan dicanangkan.
Kemudian pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, pada masa Menteri Rini Sumano, Menteri BUMN melanjutkan gagasan tersebut.
Dalam pikirannya, super holding adalah holding yang menguasai beberapa holding dalam satu grup.
Konsep ini diterapkan di negara-negara seperti Temasek (Singapura) dan Khazanah Nasional (Malaysia).
Toto mengungkapkan, tujuan utama Super Holding adalah menjadi pemegang saham di beberapa perusahaan induk untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan menciptakan nilai pasar. ,
Sebenarnya, menurut saya, gagasan kepemilikan super bukanlah hal yang terlalu baru karena dalam dokumen terkait Master Plan BUMN era Pak Tanri Abeng tahun 1999, sebenarnya yang disebutkan adalah Kementerian BUMN/Pimpinan Badan. , kata Toto, Selasa (2024) di Jakarta, 10 Agustus 2019.
Jadi kalau sekarang misalnya pemerintahan Presiden Prabowo mengembalikan fungsi badan tersebut, saya kira tujuannya sebenarnya untuk meningkatkan daya saing BUMN, lanjutnya.
Toto melanjutkan, tentu banyak pertimbangan yang masuk dalam pembentukan properti super.
Pertama, jika terminologi berubah, maka tata kelola juga berubah. Jadi masalah ini perlu dibicarakan.
Kedua, dari segi manajemen, pemimpin mulai dari holding hingga super property haruslah profesional yang benar-benar memahami perkembangan bisnis.
“Dengan demikian lembaga juga punya skill, punya skill, dan bisa mengambil keputusan lebih baik. Maka dari aspek ini kita harus sampaikan mungkin administrasinya, dari segi profesionalismenya, mungkin perlu diubah,” jelas Toto.
“Dalam artian, orang-orang yang akan masuk ke badan tersebut benar-benar adalah orang-orang yang mempunyai latar belakang, kemampuan teknis, kemampuan operasional untuk mengelola perusahaan besar. Karena harapannya, badan tersebut tidak hanya mampu bersaing di pasar dalam negeri. ,”. tapi juga untuk berkembang secara global,” lanjutnya.
Jika pembentukan Super Holding berjalan lancar dan pimpinan atau kepala lembaganya berasal dari kalangan profesional, Toto yakin para pelaku usaha merah di Indonesia akan semakin aktif dan mengembangkan sayap bisnisnya sendiri.
“Jadi saya kira kedepannya perlu ada sebuah rumah yang bisa menciptakan berbagai jenis aset BUMN yang ada, bisa menciptakan penciptaan nilai yang lebih besar, dan menurut saya bentuk rumahnya itu akan menjadi badan,” dia menyimpulkan.