Reporter geosurvey.co.id, Dennis Destin
Tribunanuse.com, Jakarta -melalui kementerian sains, memastikan bahwa perpecahan pupuk bersubsidi tepat waktu pada 1 Januari 2025.
Menteri Pertanian Andy Amaran Suleman mengatakan bahwa pada tahun 2025, sistem penebusan pupuk bersubsidi disederhanakan untuk memastikan pembagian yang lebih efisien dan transparan.
Berdasarkan dekrit Menteri Pertanian Indonesia Republic Number 644/KPTS/S.310/M.11/2024, pemerintah menentukan alokasi pupuk bersubsidi dari 9,5 juta ton. Tugas ini dibagi menjadi UREA 4,6 juta ton, 4,2 juta ton NPK, Coco NPK 147.000 ton dan biologis 500.000 ton.
Distribusi pupuk bersubsidi adalah untuk petani di lantai tanaman pangan (beras, jagung, kedelai), hortikultura (cabai, bawang, bawang putih) dan perkebunan pohon (tebu rakyat, kakao, kopi).
Area tanah yang menerima maksimum 2 hektar pupuk bersubsidi, termasuk petani adalah anggota dari Community Institute One Village (LMDH) atau Kehutanan Sosial.
“Sejak 1 Januari 2025, petani sudah dapat menerapkan pupuk bersubsidi dengan harga murah di Indonesia,” kata Menteri Pertanian di Kementerian Pertanian, Jakarta pada hari Jumat (1/3/2024).
Data PT Puppuk menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam penyerapan pupuk selama periode penanaman Indonesia.
Pemerintah optimis, dengan pembagian yang lebih bertarget dan divisi tepat waktu, produktivitas pertanian nasional akan meningkat secara signifikan.
“Ini bukan hanya pupuk, tetapi masa depan ketahanan pangan Indonesia. Dengan pupuk yang tersedia tepat waktu, petani dapat mulai menanam musim dengan kepercayaan penuh, ”kata Menteri Andy Amarran.
Di banyak daerah, petani menyambut upaya Pemeirntah dalam menyediakan pupuk subsidi yang mudah tepat waktu.
“Atas nama petani Indonesia, kami ingin berterima kasih kepada Tn. Prabovo Sabinto atas komitmen yang luar biasa dan fokus pada sektor pertanian. Distribusi awal pupuk bersubsidi dalam meningkatkan produktivitas pertanian negara adalah tonggak penting, ”kata Amarran.
Salah satu petani Yogyakarta, Ridwan mengatakan bahwa koleksi pupuk saat ini sangat mudah karena tidak perlu menggunakan kartu petani.
“1 Januari 2025, saya dapat memupuk pupuk bersubsidi yang cukup untuk menggunakan KTP tanpa penghalang,” katanya.
Seorang petani di Prabhanan, Vino berterima kasih kepada berbagai fasilitas yang disubsidi oleh fasilitas pupuk yang disediakan oleh pemerintah.