geosurvey.co.id – Kepala Sub -District Asemrowo, Surabaya, Jawa Timur bernama Muhammad Khusnul Amin menuduh viral menyembunyikan wanita di kantornya ketika sekelompok orang sekarang mengunjungi mereka, sekarang memilih untuk berdamai.
Khusnul juga mengklaim bahwa ia telah memaafkan Ketua Jalur Nasional Madura Youth (BNPM), Muhammad Rosuli yang dulu berisik di kantor Area Asemrowo pada hari Senin (6/1/2025).
Selain itu, Khusnul juga setuju untuk mencabut laporannya di Polisi Regional Java East.
“Saya telah menerima permintaan maaf dari Mas Rosuli (Ketua BNPM). Kami berdua saling memaafkan, terutama untuk memasuki bulan Ramadhan,” kata Khusnul, di kantor daerah Asemrowo, Jumat (1/11/2025), dilaporkan oleh Kompas. com.
“Di masa depan (hubungan antara keduanya) menjadi lebih baik, membangun persaudaraan yang lebih baik, dan saling menyapa dan mempertahankan Islam Ukhuwah,” tambahnya.
Rosuli juga mengakui kesalahannya yang telah membuat suara kantor daerah Asemrowo.
“Saya minta maaf secara pribadi, juga kepada keluarga warga Tuan Amin dan Surabaya, untuk apa yang terjadi,” kata Rosuli.
Selain itu, Rosuli juga meminta maaf tentang video viral yang menuduh kepala Asemrowo di bawah tanah persembunyian wanita di kamarnya.
Dia memastikan berita itu tidak benar atau Hoaks.
“Saya juga mengatakan bahwa apa yang terjadi kemarin (1/6/2025) berada di ruang sub -graduat
Sebelumnya, Khusnul menyebutkan penggerebekan yang dibuat oleh sekelompok orang yang diduga menjadi anggota Yayasan Komunitas (Mass Institute) karena ia dituduh menyembunyikan seorang wanita di kantornya.
Ketika dia mengetahui tentang tuduhan yang dikirim, Khusnul tidak tetap diam.
Khusnul juga memberikan penjelasan tentang narasi yang dia gambarkan siapa yang ada di kantor bersama seorang wanita.
Dia kemudian menyebutkan kasusnya, yang dimulai dengan kegiatan penggusuran bangunan ilegal (Bangli) di daerah Asemrowo oleh Satpol PP, setelah menerima keluhan dari penduduk.
Kontrol Bangli mencapai beberapa titik, yaitu di daerah itu di bawah jembatan tol di Asemrowo, di sekitar ayam -ayam -waktu (RPH), untuk mencapai wilayah barat Asemrowo.
“Kami membuat sejumlah kontrol setelah memiliki keinginan penduduk yang terganggu oleh keberadaan bangunan ilegal ini.”
“Awalnya, kami memberikan peringatan 1, 2, dan 3 kemudian kami diatur. Dalam proses ini tidak ada masalah sebenarnya,” kata Khusnul setelah bertemu di kantor Area Asemrowo, dikutip dari tribunjatim.com.
Namun, ketika memasuki wilayah barat, hanya pada walikota Jalan Tambak, masalah mulai muncul.
Pada saat itu, daerah Asemrowo memberikan surat peringatan pertama sebagai sosialisasi kepada pemilik Bangli untuk segera membersihkan unit.
Setelah itu, pemilik Bangli yang berada di sekitar perbatasan daerah Asemrowo-Sukomanungal mengundang kepala sub-ball untuk bertemu untuk membahas masalah saat ini pada hari Senin.
Pada hari Senin pagi, pemilik Bangli datang ke kantor subspektif, dikawal oleh beberapa anggota organisasi massa.
Namun, kata Khusnul, pada waktu itu partainya tidak segera bertemu dengan penduduk karena dia mengadakan pertemuan virtual di kantornya dan meminta sejenak untuk menyelesaikan pertemuan.
“Sekitar pukul 10:00 saya berada dalam pertemuan zoom dengan akhir desa dengan dua staf kami, Devika Sari) dan Alvian (Alvian Sarifudin).”
“Kami sedang menyusun program kerja tahun depan di daerah Asemrowo karena pada sore hari kami harus bertemu dengan Tuan Wali (walikota Surabaya Eri Cahyadi),” katanya.
Saat ini, warga dipaksa masuk ke kantor sub -kelas dan menyisir semua kamar untuk menemukan Khusnul.
Saat berteriak, penduduk memprakarsai sejumlah pintu kantor bawahan.
Pada waktu itu, tidak ada wali dari Satpol PP di kantor sub -kelas karena personel terbiasa bersosialisasi manajemen Bangli di daerah lain.
Setelah menyisir kantor sub -kelas, penduduk akhirnya menemukan ruang sub -kelas.
Karena melihat atmosfer tidak menguntungkan, Khusnul tidak membiarkan mereka masuk dan menahannya di depan pintu pintu, seperti yang ditunjukkan dalam video viral.
“Jika mereka datang dengan baik, kita bisa menerima dengan baik. Namun, maka tidak begitu (menguntungkan),” katanya.
Melihat sejumlah besar vas memunculkan panas, kedua staf tinggal di ruang Khusnul di dalamnya.
Posisinya, Alvian berada di belakang pintu dan Devi berada di bawah meja.
“Semua staf kami takut. Berlari semuanya. Datang dan bergeraklah dengan berteriak. Pada saat itu, Satpol-PP juga tidak ada di kantor sub-area karena sedang dalam proses manajemen,” katanya.
Khusnul berkata, pemilik Bangli menduduki kantor sub -kelas untuk meminta pembatalan proses manajemen.
“Mereka meminta Bangli untuk tidak ditetapkan. Alasannya, ini dan itu. Saya katakan dia tidak bisa,” katanya.
“Kami menekankan bahwa kami adalah pelayan publik, menegakkan peraturan. Jika terganggu oleh masyarakat, melanggar peraturan regional, maka kami pasti terorganisir. Selain itu, ini adalah permintaan kepada penduduk,” katanya.
Beberapa artikel ini disiarkan di tribunjatim.com dengan judul penjelasan judul sarjana Asemrowo Surabaya yang dibungkus dalam organisasi massal, temukan wanita di bawah meja: staf ketakutan
(geosurvey.co.id/rifqah) (tribunjatim.com/bobby constantine) (kompas.com)