geosurvey.co.id, Jakarta – Pengamat militer di Institut Studi Keamanan (ISESS), memperkirakan bahwa gaya dipidik praktisi pribadi dapat memperkuat posisi Indonesia di tingkat dunia.
Ini dapat dilihat dari saat-saat hangat yang terjadi antara Prabowo dan Perdana Menteri India, Narendra Modi, selama kunjungan nasional di India pada 23-26, 2025.
Fahmi menandai kepadatan dua pemimpin, termasuk julukan “My Good Brother” yang memberi tahu Prabowo Modik.
Menurutnya, ini bukan hanya layanan bibir diplomatik, tetapi juga mencerminkan hubungan pribadi.
“Presiden Prabowo bukan hanya pemimpin yang mengerikan, tetapi juga seorang humanis yang mampu membangun keintiman dengan para pemimpin dunia, menunjukkan bahwa Indonesia meningkat ke panggung internasional,” kata Fahmi, kata Senin (1/27/2025).
Menurut Fahmi, pengetahuan melewati Prabowo dengan Prabow pada pertemuan bilateral di Hyderabad House, dan banyak program lain telah menjadi simbol pendekatan Diplimazi untuk hubungan pribadi.
Pendekatan ini, katanya, membuka kemungkinan kerja sama strategis di berbagai bidang, terutama dengan India sebagai anggota Brices.
“Indonesia sekarang menjadi anggota Bros, dan hubungan baik sebagai India, India akan memperkuat posisi Prabowe. Strategis dan keterlibatan dipiles,” jelasnya.
Tautan Fahmi juga prabow di dekat Modi atau simbol politik para pelaku.
Modi dikenal sebagai kebijakan sosial inovatif yang telah menjadi kemiskinan di India, seperti program makanan untuk sekolah gratis untuk pesan sekolah dan termasuk keuangan.
“Jika Praboowo akan melakukan kebijakan serupa yang difokuskan, baik kesejahteraan sosial dan perawatan sosial, ia memiliki potensi untuk meninggalkan warisan sebagai pemimpin transformasi,” kata Fahmi.
Dia menambahkan, kemuliaan antara Prabowo dan cara kerja mencerminkan kesepakatan tentang sikap mengenai pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan orang.
Selama kunjungan ke India, mereka menunjukkan gerakan ramah dalam mode, mulai dari pelukan hingga percakapan panas.
Momen ini menunjukkan sisi humanistik kepemimpinan Prabowo yang melaluinya Fahmi mempertimbangkan gambar -gambar positif Indonesia Indonesia di mata dunia.
“Gaya Diploma Pribadi ini membangun persepsi bahwa Indonesia adalah negara yang ramah, kuat dan beristirahat. Ini adalah modal besar Indonesia dalam beberapa kolaborasi di berbagai bidang,” kata Fahm.
Dengan gaya lulusan humanistik dan strategis ini, yang semakin dihitung dalam hubungan internasional, baik dalam konteks kerja sama ekonomi, politik dan sosial.