![cegah-serangan-akut-ini-terapi-yang-dianjurkan-untuk-pasien-asma_f5b669e.jpg](https://geosurvey.co.id/wp-content/uploads/2025/02/cegah-serangan-akut-ini-terapi-yang-dianjurkan-untuk-pasien-asma_f5b669e.jpg)
geosurvey.co.id, Jakarta – Tingkat asma dan suspensi kronis (COPD) di Indonesia sangat tinggi.
London mengatakan bahwa insiden asma di Indonesia mencapai lebih dari 12 juta kasus atau 4,5 % dari populasi pada tahun 2023.
Pada tahun 2023, PDPI juga mengatakan bahwa pasien COPD di Indonesia mencapai 4,8 juta, dengan tingkat pos 5,6 %.
Sayangnya, pengobatan asma sesuai dengan standar layanan utama belum didistribusikan di Indonesia.
Seperti penggunaan ICS (Muslim inhalasi) karena standar perawatan asma tidak ditingkatkan.
Memecahkan asma di layanan utama di Indonesia masih meningkat dengan instruksi klinis akhir.
Oleh karena itu, upaya tambahan perlu meningkatkan diagnosis yang tepat dan mencapai pengobatan yang tepat untuk mendukung lebih banyak penyelesaian asma.
Pengobatan asma gabungan, termasuk obat gabungan, termasuk kortikosteroid, dapat mengendalikan peradangan serta bronkitis.
Efektivitas perawatan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien untuk mencegah serangan akut dan mengurangi beban biaya medis.
Berdasarkan inisiatif global Forsthma (ICS GIA dengan dosis rendah direkomendasikan untuk gejala dibandingkan dengan 3-5 hari per minggu.
Sementara penggunaan Lada-lasla (menghirup cotticosteroids, dipandu banyak tentang gejala asma), terjadi hampir 4-5 minggu per minggu, seperti seperti bangunan per minggu dan mengurangi fungsi aneh.
Laba rata -rata atau tinggi dari keuntungan ICS diperkenalkan kepada mereka yang menderita gejala asma setiap hari.
Meskipun ICH SSA dapat digunakan untuk mengobati asma, formoterol diprioritaskan sebagai rekomendasi berikutnya.
Sementara itu, berdasarkan inisiatif dunia untuk suatu penyakit, penggunaan ICH direkomendasikan jika terjadi lebih buruk daripada paru -paru.
Meninggalkan situasi, Indonesia mengumumkan kerja sama dengan Kimia, Kamboja dan persetujuan distributor eksklusif, terutama untuk meningkatkan asma dan kanker.
“Kerja sama diharapkan untuk memberdayakan semua petugas kesehatan di lebih dari 10.500 petugas kesehatan di kantor 560 provinsi dalam meningkatkan dan memperluas perawatan asma dan perawatan.” Aksi diadakan pada hari Senin (10 Februari 2025).
Hal yang sama telah dikirim ke CEO KFTD Tomy Faisal.
“Kami berharap bahwa melalui kerja sama ini, kami dapat berlari lebih luas,” kata Tom. (Rina AU)