Kisah Raja Sapta Oktohari mendaki Piramida Carstensz bersama Sheikha peraih Grand Slam Explorer
Laporan reporter geosurvey.co.id Abdul Majid
geosurvey.co.id, JAKARTA – Presiden Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) Raja Sapta Oktohari berhasil mencapai Piramida Carstensz di Papua dalam perjalanan misi bersama Sheikha Asma Al-Thani untuk melengkapi penampilan seperti di Grand Slam Explorer.
Grand Slam Penjelajah adalah gelar yang diberikan kepada pendaki yang mampu mencapai puncak tujuh gunung tertinggi di setiap benua di dunia sambil bermain ski di ketinggian nol per tiang.
Prestasi tersebut menjadikan Sheikha Asma sebagai wanita Arab pertama yang meraih gelar Grand Slam Explorers, sekaligus orang Qatar pertama yang mencapai Puncak Carstensz.
“Dalam lima tahun terakhir, Cartensz ditutup. Jadi saat dibuka, semua orang heboh. Kami sangat khawatir karena salju di puncak konon akan hilang dalam 1-2 tahun ke depan. “Kami ingin memastikan generasi mendatang dapat menikmati keindahan alam ini,” kata Okto, sapaan akrab Raja Sapta Oktohari, saat jumpa pers di kantor NOC Indonesia, Senayan, Jakarta, Senin (14/10/). 2024).
Selain itu, Puncak Jaya di Papua dipilih sebagai puncak terakhir yang dicapai oleh Sheikha Asma, Direktur Pemasaran dan Komunikasi NOC Qatar.
Pada saat yang sama, Sheikha Asma meminta Ketua Umum NOC di Indonesia, Raja Sapta Oktohari, untuk bergabung dengannya.
“Saya belajar banyak dalam perjalanan ke piramida Carstensz. Salah satunya NOC Indonesia berkomitmen dalam pemeliharaan infrastruktur pendakian khususnya di Carstensz. NOC Indonesia bersama HIPMI Adventure juga menyediakan tali untuk digunakan dalam pendakian Cartenz kemarin yang dipasang 800 meter dari kebutuhan 1200 meter, jelas Okto.
“Melalui perjalanan ini kami juga ingin menyampaikan kepada dunia bahwa Indonesia mempunyai tempat pegunungan yang indah untuk dikunjungi. “Itu bagian dari upaya kami untuk mendukung promosi olahraga dan pariwisata di Indonesia dan Sheikha Asma menunjukkannya,” ujarnya. ditambahkan.
Sementara itu, Piramida Carstensz menjadikan Sheikha Asma sebagai wanita Arab pertama yang meraih gelar Grand Slam Explorers, sekaligus orang Qatar pertama yang mencapai puncak Carstensz.
Perjalanan Sheikha Asma meraih gelar Grand Slam Explorer dimulai pada tahun 2014 saat ia pertama kali berdiri di puncak Kilimanjaro. Ia kemudian melanjutkan bermain ski di Kutub Utara pada tahun 2018 dan mencapai puncak tertinggi di Amerika Latin, Gunung Aconcagua (6.962 meter di atas permukaan laut).
“Semua pendakian sejak saat itu adalah tentang melampaui batas dan mencari tahu apa yang mungkin. Namun Piramida Carstensz merupakan tantangan ketahanan yang unik karena mencapai puncak adalah langkah terakhir dalam pencarian saya untuk menyelesaikan Grand Slam Explorer,” kata Sheikha.
Pada tahun 2021, Sheikha Asma juga berhasil mencapai puncak tertinggi di Eropa, Gunung Elbrus (5.642 meter di atas permukaan laut) dan puncak tertinggi di Antartika, Vinson Massif (4.892 meter di atas permukaan laut). Hingga tahun 2022, ia akan melanjutkan perjalanan Explorer Grand Slam dengan bermain ski ke Kutub Selatan, berdiri di titik tertinggi bumi di benua Asia, Gunung Everest (8.848 meter di atas permukaan laut) dan mencapai Puncak Denali (6.190 meter di atas permukaan laut). . ). ) di benua Amerika Utara.
“Saya berharap pengalaman ini dapat menginspirasi orang lain, terutama anak perempuan di dunia Arab dan sekitarnya, untuk menyadari bahwa tidak ada mimpi yang terlalu besar. Jalannya mungkin sulit, tapi setiap langkah membawa kita lebih dekat dengan apa yang kita inginkan, mohon Sheikha Asma.” .
“Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Komite Olimpiade Indonesia, khususnya Presiden Raja Sapta Oktohari. Komitmen Anda terhadap olahraga dan kepemimpinan sangat menginspirasi. Saya juga sangat berterima kasih kepada masyarakat Indonesia atas keramahtamahan yang saya terima. “Sejak saya tiba, saya merasa disambut dengan kebaikan dan kemurahan hati mereka, sehingga menjadikan pengalaman ini tak terlupakan,” tutupnya.