
Laporan reporter oleh geosurvey.co.id, endrapta pramudhiaz
geosurvey.co.id, Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kementerian Perdagangan) telah membuka kesempatan untuk memodifikasi peraturan yang terkait dengan minyak goreng minyak.
Pada 14 Agustus 2024, Kementerian Perdagangan menyatakan bahwa Menteri Perdagangan (Permendag) no. 2024. 18 Peraturan telah dikeluarkan.
Selain menerbitkan peraturan, harga eceran tertinggi (HET) akan meningkat dari 14.000 rp per liter menjadi 15.700 rp per liter.
Selain itu, pemerintah juga berurusan dengan kenaikan tertinggi dalam harga rantai distribusi.
Permintaan akan menaikkan harga tingkat produsen dari Rp13.500 ke Distributor 1 (D1) dari nilai asli Rp10.800.
Kemudian, pada level RP, dari RP ke RP.
Namun, kenyataan di tanah menunjukkan bahwa harga rata -rata minyak masih di atas nilai yang ditentukan. Bahkan, berdasarkan informasi dari Kementerian Perdagangan, harga rata -rata nasional adalah RP.
“Faktanya, di daerah ini, harga rata -rata persyaratan minyak rata -rata di atas kepala,” Moga dari Kementerian Dalam Negeri YouTube mengatakan pada hari Selasa (12/31/2024) di konferensi inflasi 2024.
Menurut Moga, Kementerian Perdagangan tidak ingin mengubah peraturan yang ada karena tidak benar -benar ingin dianggap bertentangan.
Oleh karena itu, produsen dan distributor yang didesak untuk menjual dan menjual minyak goreng dengan harga yang ditentukan.
Dia meminta produsen dan distributor untuk menjual minyak sesuai dengan harga penjualan domestik (harga domestik/DP).
“Untuk tujuan ini, produsen akan dapat menjual dan menjual harga minyak yang dapat dimakan mulai dari D1, D2 hingga pengecer dan konsumen, sebagaimana dinyatakan dalam pergantian Perdagangan No 1028 tahun 2024.
Namun, jika masalah harga ini masih ditransfer ke bawah, saya ingin mengizinkan pemerintah untuk mempertimbangkan revisi peraturan yang ada, seperti di bidang pupuk.
Pemerintah telah secara formal mengurangi distribusi pupuk dengan mengurangi banyak peraturan. Ini untuk memastikan bahwa pupuk bersubsidi lebih cepat di masyarakat.
“Kami bisa melakukan ini seperti pupuk. Kami juga bisa menyederhanakan distribusi minyak goreng yang telah memodifikasi perpres pada pupuk dan memodifikasi peraturan,” kata Moga.
Tetapi kami berharap bahwa Kementerian Perdagangan ingin mempertimbangkan peran D1 D2, yang masih menjadi milik produsen.
“Dalam situasi keuangan ini, kami tidak ingin mencapai idola, terutama penggunaan gudang dan logistik atau pengurangan pada karyawan kami,” kata Moga.
Dia juga meminta bantuan produsen untuk memberikan kebutuhan minyak dan menjual dengan harga yang ditentukan.
“Kami tidak ingin mengubah peraturan. Kami tidak ingin pemerintah dianggap konsisten, jadi kami meminta bantuan,” kata Moga.
“Jika ini dipaksakan, pemerintah akan memperbaikinya lagi, seperti halnya dengan peraturan yang mengatur pupuk, di mana ada konduktivitas listrik dalam distribusi pupuk kepada petani. Ini juga dapat dilakukan dengan minyak kepada konsumen.Â