Laporan jurnalis geosurvey.co.id Namira Yunia
geosurvey.co.id, JAKARTA – Usai menanggung utang yang menggunung, raja tekstil kenamaan Tanah Air, PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) alias PT Sritex dinyatakan pailit, Kamis (24/10/2024).
Hakim Pengadilan Negeri Semarang (PN Semarang), Presiden Moch Ansor, mengumumkan pailit tersebut. Dalam surat putusan perkara 2/Pdt.Sus-Homologasi/2024/PN Niaga Smg disebutkan PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL). ) atau Sritex gagal memenuhi kewajibannya membayar utang PT Indo Bharat Rayon.
Berdasarkan data Tim Pengelola PKPU Sritex, total tagihan utang Sritex mencapai US$1,60 miliar atau setara Rp24,8 miliar. Sedangkan kewajiban jangka pendek Sritex bertambah 131,42 juta dollar AS (Rp 2,04 triliun), dan 11,34 juta dollar AS (Rp 176 miliar) yang merupakan utang bank jangka pendek kepada Bank of Central Asia (BBCA).
Lalu, US$1,47 miliar (Rp 22,78 triliun) merupakan utang jangka panjang, dan US$810 juta (Rp 12,55 miliar) merupakan utang bank.
Kebangkrutan Sritex akibat utang yang menggunung pun langsung menimbulkan pertanyaan masyarakat, mengingat pabrik tekstil ini pernah menguasai pasar Asia dan ditunjuk sebagai produsen seragam militer NATO dan tentara Jerman. Lantas siapakah wajah di balik pengelolaan Sritex?
Pemilik Sritex
Menurut situs resmi perusahaan, Sritex didirikan pada tahun 1966 oleh H.M Lukminto, Sritex awalnya didirikan di Pasar Klewer, Solo sebagai perusahaan perdagangan tradisional.
Kemudian, pada tahun 1978, Sritex mulai mendaftar sebagai perseroan terbatas pada Kementerian Perdagangan.
Di tangan Lukminto, Sritex berhasil menjadi raja tekstil Indonesia hingga dianggap sebagai produsen seragam militer NATO dan tentara Jerman.
Meski Indonesia dilanda krisis mata uang, Sritex mampu menggandakan pertumbuhannya hingga delapan kali lipat, sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013 dengan kode SRIL.
Namun pada tahun 2014, Lukminto dikabarkan meninggal dunia. Sepeninggal Lukminto, PT Sritex menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk membahas pergantian kepengurusan.
Iwan Setiawan Lukminto yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Dewan Komisaris, kini diangkat menjadi Ketua Komisaris. Sedangkan posisi Direktur Utama saat ini dijabat oleh Iwan Kurniawan Lukminto yang sebelumnya menjabat Wakil Direktur Utama.
Bos Sritex Pernah Masuk Top 50 Orang Terkaya
Iwan Setiawan Lukminto merupakan anak pertama dari pendiri Sritex, H.M. Lukminto.
Iwan Setiawan lahir di Surakarta, Jawa Tengah, pada tanggal 24 Juni 1975.
Beliau bergabung dengan perusahaan tekstil ini sebagai asisten direktur pada tahun 1997 dan menjabat sebagai Presiden Direktur pada tahun 2006 hingga Maret 2023.
Berdasarkan laporan majalah Forbes, Iwan Setiawan Lukminto masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia tahun 2020, dengan perkiraan kekayaan mencapai 515 juta dollar AS (sekitar Rp 7,81 triliun).
Sedangkan adiknya, Iwan Kurniawan Lukminto, masuk dalam daftar orang terkaya ke-49 di Indonesia tahun 2020 versi Forbes.
Dan seluruh asetnya mencapai 515 juta dollar AS atau setara Rp 7,3 triliun.