geosurvey.co.id, JAKARTA – Akses internet yang pernah menjadi kebutuhan pokok masyarakat kini bukan lagi sekadar idaman bagi masyarakat yang tinggal di daerah tertinggal, terdepan, dan terpencil (3T) di Republik Indonesia.
Kamri, Kepala SMKN 3 Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan, sangat merasakan manfaat dari jangkauan akses internet di wilayahnya. Ia mengatakan berkat akses internet yang terjangkau, para siswanya dapat mencerna dan memahami mata pelajaran dengan cepat.
“Saya sangat bersyukur dengan adanya jaringan internet gratis di SMKN 3 Sinjai Sulawesi Selatan. Manfaat dari bantuan jaringan ini adalah membantu proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien.” Kemudian membantu siswa dalam mengakses informasi atau materi pembelajaran,” menurut setkab.go.id.
Warga di beberapa desa di pinggiran Pulau Kaparuan, termasuk Desa Tatuale, merasa bahwa selama desa tersebut masih hidup, banyak desa di perbatasan Indonesia yang baru bisa menikmati akses Internet. Filipina memang sudah menunggu lama.
Meski banyak warga yang sudah memiliki perangkat seperti telepon seluler, namun mereka tidak dapat menggunakannya karena kurangnya jaringan telekomunikasi dan internet. Devi Ansika dari Desa Taduale, yang sehari-hari bekerja di Melonguan, mengatakan bahwa telepon seluler yang tersedia saat ini lebih dari sekedar memotret.
Memiliki akses internet menjadikan ponsel mereka berguna untuk berbagai keperluan seperti belajar, bersosialisasi, dan berbisnis online.
Dimas Aryadi, prajurit TNI yang bertugas di Pasukan Penjaga Perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Utara, juga merasakan sentuhan kawasan 3T melalui akses Internet.
Dimas menyampaikan terima kasih kepada Presiden Jokowi atas pembangunan BTS 4G. Dimas pun berharap bisa memperluas jangkauan layanan Internet di wilayahnya.
“Saat ini kami di posko Long Nawang sudah bisa menggunakan fasilitas internet dan ini menunjang pekerjaan kami di wilayah perbatasan,” kata Dimas melalui video conference.
“Kami berharap jangkauan layanan fasilitas internet diperluas sehingga dapat digunakan di seluruh pos di wilayah perbatasan demi kepentingan keamanan nasional,” lanjutnya.
Penetrasi internet meningkat dari 34 persen menjadi 80 persen
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan, pertumbuhan jangkauan sinyal internet di Indonesia sebenarnya meningkat pesat pada masa kepemimpinan Presiden Jokowi dalam 10 tahun terakhir.
Pada Jumat (27/9/2024) di Kantor Pos Indonesia dalam rangka memperingati Hari Pelayanan Pos ke-79, pelayanan di Internet sudah mencapai 97 persen, kata Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nesar Patria. Daerah di Indonesia.
Penetrasi internet di Indonesia mencapai 34 persen dari total populasi pada tahun 2014, namun akan meningkat hingga hampir 80 persen pada tahun 2024. Presiden Joko Widodo (Jokowi) (Dok. Sekretariat Presiden)
Fathila Mather, Direktur Utama Komunikasi dan Akses Informasi (Bakhti) Kominfo, menjelaskan persentase penetrasi Internet meningkat sebesar 79,50 persen.
Penetrasi internet dijelaskan mencakup sekitar 221 juta masyarakat Indonesia dengan 18.175 infrastruktur internet.
Selama 10 tahun terakhir, Cominfo fokus pada tiga strategi utama, katanya.
Pertama, pembangunan infrastruktur dan penerapan konektivitas, termasuk kualitas, cakupan, dan keamanan siber. Kedua, menyiapkan ketersediaan talenta digital. Ketiga, tata kelola melibatkan regulasi tingkat tinggi.
Ketiga langkah strategis tersebut bertujuan untuk menjamin akses teknologi informasi dan komunikasi pada seluruh lapisan masyarakat, termasuk daerah terpencil.
“Pada tahun 2015, terdapat 122 kabupaten tertinggal dari total 514 kabupaten di Indonesia. Namun, pada masa jabatan kedua Presiden Joko Widodo, jumlah kabupaten tertinggal berkurang menjadi 62,” katanya kepada seorang pejabat.
Sementara itu, digitalisasi sektor usaha juga menjadi penggerak perekonomian nasional. Khususnya untuk meningkatkan efisiensi operasional, mempercepat inovasi dan memperkuat daya saing perusahaan.
“Dengan memanfaatkan teknologi digital, perusahaan dapat meningkatkan proses bisnisnya dan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih besar dan meningkatkan kontribusi dunia usaha terhadap PDB nasional,” kata Fathila.
Ia menekankan, penting untuk terus membangun infrastruktur digital yang telah ada selama 10 tahun terakhir.
Dalam rangka mempercepat pemerataan jaringan Internet di seluruh Indonesia, khususnya di wilayah 3T, Kominfo melakukan pembangunan infrastruktur telekomunikasi dalam tiga tahap yaitu backbone, middle mile, dan last mile.
Di tingkat backbone, digelontorkan jaringan kabel serat optik Balaba Ring yang tingkat utilisasinya mencapai 766 gigabit per detik (Gbps).
Untuk tingkatan mil menengah adalah peluncuran Satelit Negara Republik Indonesia (SATRIA)-1.
Sedangkan pada level last mile, terdapat pembangunan Base Transceiver Station (BTS) di 6.665 barangay/kelurahan. Total akses internet nasional mencapai 18.697 lokasi.
Satria-1 fokus pada pelayanan publik di wilayah 3T
Satelit Republik Indonesia (SATRIA)-1 diluncurkan untuk meningkatkan akses Internet di tanah air.
Satria-1 resmi diluncurkan dari landasan Cape Canaveral di Florida, Amerika Serikat (AS), dan akan beroperasi penuh mulai Januari 2024. Satelit ini merupakan satelit multifungsi terbesar milik pemerintah. Kapasitas di Asia.
Peran Satria 1 adalah pemerataan akses internet khususnya bagi masyarakat di bidang pendidikan, kesehatan, pelayanan publik, TNI, Polri, di seluruh tanah air, terutama di daerah tertinggal, perbatasan dan terpencil.
Satria-1 fokus pada sektor pelayanan publik khususnya sekolah, rumah sakit, kantor pemerintahan di daerah terpencil, kemudian posko Polri dan TNI di berbagai daerah 3T.
Berbeda dengan sistem BTS, Satria-1 tetap bisa beroperasi tanpa Base Transceiver Station (BTS) 4G. Pendekatan Jokowi yang Indonesia-Centric
Dalam sepuluh tahun kepemimpinan Presiden Jokowi, upaya pemerataan akses internet dan perbaikan infrastruktur digital dipandang sebagai pendekatan pembangunan yang Indonesia-sentris.
Pendekatan baru ini berdampak langsung kepada masyarakat di berbagai daerah dan menjadi penyebab utama tingginya tingkat kepuasan masyarakat terhadap Jokowi yang tercatat sebesar 75,6 persen pada survei Litbang Kompas terakhir pada Juni 2024.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Prabhu Patrachi mengatakan transformasi digital merupakan bagian penting dari kebijakan pembangunan Presiden Jokowi.
Pada Jumat (4/10/2024), ia memaparkan konsep membangun dari pinggiran pada Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9), mengangkat tema ‘Indonesia memimpin satu dekade, lebih dari 70 persen masyarakat puas’. . Atau yang dikenal dengan pendekatan Indonesia-sentris yang mengutamakan pemerataan pembangunan di daerah-daerah terpencil, berbeda dengan pendekatan Jawa-sentris yang mendominasi pada masa lalu.
Oleh karena itu, kecepatan akses internet yang awalnya 2,4 Mbps pada 10 tahun lalu, meningkat drastis hingga mencapai 25 Mbps saat ini.
Transformasi digital ini memberikan dampak positif langsung terhadap sektor pendidikan, komunikasi, dan perekonomian.
Hal ini memungkinkan masyarakat di seluruh Indonesia dapat menikmati manfaat digitalisasi secara setara.
Oleh karena itu Prabhu mengajak masyarakat untuk mengucapkan terima kasih kepada Jokowi atas segala yang telah dilakukannya selama 10 tahun terakhir.
Prestasi yang diraih di sektor digital selama 10 tahun pemerintahan Jokowi antara lain; Membangun jaringan broadband yang bertujuan untuk memperluas akses internet dan meningkatkan kapasitas internet untuk meningkatkan kecepatan dan konektivitas internet ke seluruh lapisan masyarakat melalui kegiatan restrukturisasi pertanian spektrum radio. Digitalisasi industri penyiaran melalui digitalisasi transmisi televisi dan digitalisasi transmisi radio melalui proses analog switch-off (ASO). Konektivitas untuk keamanan maritim dan penerbangan serta transportasi cerdas. Pelayanan Jaminan Perizinan Spektrum Frekuensi Radio dan Sertifikasi Operator Radio Nelayan (MOTS-Ikran). Adopsi teknologi komputasi awan dan pengembangan pusat data nasional serta keamanan dan kepatuhan data. Peningkatan jangkauan layanan seluler, paket akses Internet yang terjangkau, dan peningkatan konektivitas akses Internet melalui peningkatan teknologi dan layanan bagi seluruh segmen dan elemen masyarakat. Pengaturan perangkat telekomunikasi melalui pengaturan dan standardisasi perangkat melalui kegiatan pengujian perangkat telekomunikasi. Melaksanakan program pengendalian pengawasan berupa pemantauan dan pengendalian frekuensi, pemantauan dan pengendalian perangkat ilegal serta pengendalian International Mobile Equipment Identity (IMEI).