
Reporter Tribuni.com, Abdi Randa PowerÂ
Markas besar Kepolisian Nasional mengungkapkan peran mantan Direktur Polisi Metro Jaya Kombess Donald Parlango Simanzuntak dalam tuduhan Tribunu.com, Jakarta – Proyek Gudang Jakarta atau Audiensi Langsung DWP 2024.
Coro Penmas Public Relations Brigadier Brigadir Jenderal Trunoudo Vis mengatakan Kombess Donald membahas anggotanya untuk Rob Malaysia dari Malaysia.
“Hasil gugatan itu muncul dan kita harus mengumumkan keberadaan pemerkosa yang mencurigakan dan tidak melarang anggota mereka ketika menjaga pemirsa konser DWP tahun 2024 dan diduga dilecehkan oleh warga negara asing dan warga negara Indonesia.”
“Tetapi permintaan uang diterapkan terhadap pembebasan atau pembebasan selama pengamatan orang yang aman,” katanya.
Ada 15 saksi dalam Kode Sesi Etis terhadap mantan kepala hubungan masyarakat dari Polisi Metropolitan Jakarta, Donald.
Donald dilaporkan telah melakukan tindakan jahat mengabaikan anggota tubuhnya untuk mengeksploitasi pencurian, sehingga dihapus atau dihapus tanpa rasa hormat (PTDH).
Artikel yang dilanggar tidak mungkin pada Pasal 13 Paragraf 1 tahun 2003, Artikel 5 Paragraf 1 Menghapus Poly Anggota dengan Polmers 1 Surat B Artikel 5 Paragraf 5 Paragraf 5 Paragraf 5 Paragraf 5 Paragraf 5 Paragraf 5 Paragraf 5 Paragrus 5 Paragrus 5 Paragr APH 5 paragraf 5 paragraf 5 paragraf 5 paragraf 5 paragraf 5 paragraf 5 paragraf 5 paragraf 5 paragraf 5 paragraf 5 paragraf 5 paragraf 5 paragraf 5 paragraf 5 paragraf 5 paragraf 5 paragraf 5 paragraf 5 paragraf 5 paragraf 5 paragraf 5 paragraf paragranya
Selain itu, Donald juga memberikan frasa lokal khusus (Patsus) selama periode ujiannya.
“Sanksi Administratif Dalam Formulir Pertama, menetapkan lokasi terpisah dari 27 Desember 2024 hingga 1 Januari 2025, di tempat terpisah, di polisi Kantor Dewa dan pemerkosa PAX mulai 1 Januari 2025.”
Kasus ini dimulai, dengan lebih dari 400 pemirsa DWP dieksploitasi oleh petugas polisi, senilai 9 juta ringgit atau RP senilai 32 miliar.
Ismaya, seorang manajer DWP, membuat pernyataan tentang berita tentang penebangan dan eksploitasi yang hidup.
“Untuk keluarga DWP kami yang diperbesar. Kami mendengarkan kecemasan Anda dan menyesali tantangan dan frustrasi yang Anda alami,” tulisnya pada hari Kamis (19/12/2024) pada pernyataan resmi DWP Instagram.
Komitmen DWP untuk menyelidiki kasus ini berkolaborasi dengan pihak berwenang dan pemerintah.
“Kami aktif dengan pihak berwenang dan lembaga pemerintah untuk menerapkan langkah -langkah konkret untuk sepenuhnya menyelidiki apa yang terjadi dan mencegah insiden tersebut di masa depan.”
Namun, Kadiv mengusulkan Inspektur Jenderal Polandia Abdul Karim Jakarta Warehouse Project (DWP) 2024 Polisi mengoreksi uang dari pencurian WN Malaysia.
Menurut hasil survei uang investigasi yang dibuat oleh Kepolisian Nasional, RP hanya 2,5 miliar.
“Saya harus meluruskan berita sebelumnya bahwa bukti yang telah kami capai adalah 2,5 miliar. Jadi jangan dapatkan berita sebelumnya,” Abdul Karim di markas Kepolisian Nasional di Jakarta selatan pada Selasa (24/12/2024).
Menurutnya, hasil siaran tidak sesuai dengan fakta yang diperoleh.Â
“Kami akan melakukan penelitian ini. Kami akan selalu berkoordinasi dengan senyawa eksternal. Jadi kami terbuka,” kata kampanye Kadiv.
Namun jumlah korban dari hasil survei.
Abdul Karim mengatakan 45 korban warga Malaysia dikeluarkan dari survei dan identitas.Â
“Jadi jangan menjadi jumlah yang sangat indah. Jadi kami hanya mengatakan bahwa kami secara ilmiah dikatakan sebagai hasil dari survei.”
Kampanye Kadiv mengklaim bahwa kepemimpinan kepolisian nasional sangat parah dalam mempertahankan segala bentuk pelanggaran yang mencurigakan yang dilakukan oleh anggota.Â
Sampai saat ini, ada dua korban yang telah melaporkan atau mendanai markas besar Kepolisian Nasional.
“Ya, kami mendapatkannya di markas Dipromprom Polisi Nasional. Jadi ada dua orang.”
Departemen promosi polisi mengkonfirmasi bahwa 18 petugas polisi mencurigai konser DWP 2024 warga Malaysia di Zekspo Cellar di Jakarta Tengah.
“Sedangkan untuk nomor ini (anggota yang dicurigai berpartisipasi), jadi 18 orang, termasuk polisi, Polares dan Poldda, masih sama,” kata Inspektur Jenderal Abdul Karim pada konferensi pers di markas kepolisian nasional Jakarta di Jakarta, Selasa (12/24/2024).
Saat ini, Abdul Karim, yang melanjutkan, telah melakukan lusinan polisi untuk penyelidikan lebih lanjut.
“Sekarang kami telah menempatkan janji khusus di bagian markas polisi nasional,” katanya.
Abdul Karim juga mengatakan partainya masih mempertimbangkan motif petugas polisi untuk mengeksploitasi eksploitasi waktu.
“Tujuannya masih diselidiki, kita perlu menyelidikinya karena ada banyak bagian kerja dari polisi sektor, Polar dan Polda,” katanya.
Selain itu, Kepala Kampanye Polisi, Kadiv, mengklaim bahwa polisi sedang mempersiapkan akun khusus untuk menyimpan uang 2,5 miliar uang, yang merupakan hasil dari pengiriman hitam.
“Akun dibuat,” kata Inspektur Jenderal Abdul Karim.
Namun, Abdul Karim tidak menentukan akun uang pemerasan.
“Ada Polsek, Pouss dan Poldda, jadi itu saja,” jelasnya.