geosurvey.co.id – Inilah jawaban atas pertanyaan Platform Merdeka Belajar (PMM), apa tantangan terbesar penerapan Kurikulum Merdeka di satuan pendidikan?
Bapak/Ibu Guru akan menemukan pertanyaan ini di salah satu modul PMM.
Guru dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk meningkatkan kinerja masing-masing guru.
Contoh jawaban pada artikel ini hanya sebagai panduan bagi guru jika merasa kesulitan dalam menyelesaikan PMM. Apa tantangan terbesar penerapan kurikulum mandiri di satuan pendidikan?
Menjawab:
Tantangan terbesar dalam penerapan kurikulum mandiri di satuan pendidikan bisa bermacam-macam, namun beberapa tantangan umum yang sering ditemui antara lain:
1. Kesiapan guru dan pendidik
Guru dituntut untuk lebih kreatif dan fleksibel dalam mengatur dan melaksanakan pembelajaran.
Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan untuk menentukan materi pembelajaran, namun hal ini juga dapat menjadi tantangan jika guru tidak terbiasa dengan konsep tersebut atau kurang pelatihan dan dukungan yang memadai.
2. Mengubah cara berpikir
Kurikulum Merdeka menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan mengembangkan potensi diri, sehingga memerlukan perubahan pola pikir dari pembelajaran berbasis kurikulum yang kaku ke pembelajaran yang lebih fleksibel dan adaptif.
Mengubah kebiasaan ini memerlukan waktu dan menghadapi penolakan dari guru yang merasa nyaman dengan metode lama.
3. Keterbatasan fasilitas dan sumber daya
Tidak semua sekolah memiliki sumber daya dan fasilitas yang memadai untuk mendukung pembelajaran berbasis proyek, penilaian formatif atau berbagai pendekatan pembelajaran inovatif yang didorong oleh Kurikulum Merdeka.
4. Keterlibatan dan pengertian orang tua
Karena Kurikulum Merdeka memerlukan pendekatan yang berbeda dengan kurikulum tradisional, orang tua perlu memahami perubahan tersebut guna mendukung pembelajaran anaknya di rumah.
Komunikasi yang efektif antara guru dan orang tua sangat penting.
5. Evaluasi dan penilaian yang fleksibel
Penilaian Kurikulum Merdeka lebih fleksibel dan fokus pada proses dibandingkan hasil akhir.
Namun, banyak sekolah yang masih mengandalkan penilaian berbasis tes. Mengubah paradigma penilaian menjadi lebih holistik dapat menjadi sebuah tantangan, terutama dalam menentukan indikator keberhasilan pembelajaran.
Tantangan-tantangan ini memerlukan dukungan berkelanjutan, pelatihan dan kolaborasi antara guru, siswa, orang tua dan pemangku kepentingan sekolah.
*) Disclaimer: Contoh jawaban pada artikel ini hanya sebagai referensi bagi guru dalam menyelesaikan soal-soal terkait platform Merdeka Mengajar.
Jawaban dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing kegiatan pembelajaran.
(geosurvey.co.id/Farrah Putri)