Laporan Rina Ayu, reporter geosurvey.co.id.
geosurvey.co.id, JAKARTA – Serangan jantung dan henti jantung merupakan kondisi serius yang memerlukan penanganan segera.
Kedua kondisi tersebut sering dikaitkan dengan kematian mendadak.
Banyak orang mengira serangan jantung dan serangan jantung adalah hal yang sama, benarkah?
Dokter Jantung dr Vito A. Damay SpJP (K) menjelaskan, kedua kondisi tersebut berbeda.
Namun serangan jantung menyebabkan jantung berhenti berdetak.
Ia menjelaskan, serangan jantung terjadi ketika jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba. Akibatnya darah tidak bisa lagi dipompa ke seluruh tubuh.
Hal ini biasanya disebabkan oleh gangguan pada sistem kelistrikan jantung, seperti aritmia yang parah.
Ketika terjadi serangan jantung, orang tersebut tidak sadarkan diri dan detak jantungnya tidak dapat dideteksi.
“Ini merupakan keadaan darurat medis yang memerlukan tindakan segera seperti resusitasi jantung paru (CPR) atau penggunaan defibrillator untuk mengembalikan irama jantung menjadi normal,” ujarnya saat dihubungi geosurvey.co.id, Rabu (10/2/2024).
Serangan jantung atau infark miokard terjadi ketika aliran darah ke bagian otot jantung terhambat. Biasanya disebabkan oleh bekuan darah yang menyumbat arteri koroner.
Menyebabkan kerusakan pada otot jantung.
Serangan jantung biasanya tidak langsung menyebabkan jantung berhenti berdetak. Namun jika tidak ditangani dapat menyebabkan masalah irama jantung seperti serangan jantung.
“Pada dasarnya. Serangan jantung adalah masalah sirkulasi darah yang merusak otot jantung. Sedangkan serangan jantung adalah gangguan kelistrikan yang menyebabkan jantung berhenti tiba-tiba,” kata dr Vito.
Namun, serangan jantung biasanya disebabkan oleh serangan jantung.
Penyumbatan pembuluh darah koroner atau serangan jantung menyebabkan gangguan kelistrikan pada jantung dan serangan jantung.