geosurvey.co.id – Indonesia sedang berjuang menghadapi berbagai tantangan sosial yang sulit, seperti kesenjangan pendidikan, kemiskinan, dan permasalahan lingkungan yang memerlukan solusi berkelanjutan.
Dalam konteks ini, penguatan masyarakat dan penyediaan pendidikan berkualitas khususnya di daerah marginal seperti Bantar Gebang, Bekasi menjadi sangat penting.
Dalam upaya menjawab tantangan tersebut, siswa BINUS SCHOOL di Bekasi meluncurkan proyek Lokavita: Berbagi Cerita, Membangun Impian, yang bertujuan untuk memberikan dampak positif langsung kepada masyarakat di sekitar TPA terbesar di Indonesia.
Proyek ini lahir dari keprihatinan yang mendalam dari lima siswa BINUS SCHOOL di SMP Bekasi yaitu Arya, Kayla, Kezia, Winner, dan Indy terhadap permasalahan yang dihadapi komunitas Bantar Gebang.
Mereka memulai proyek yang berfokus pada pendidikan dan pemberdayaan masyarakat, menyediakan kelas membaca dan matematika secara berkala, serta membangun rumah pendidikan untuk menjadi ruang belajar yang cocok bagi anak-anak di daerah tersebut.
Inisiatif siswa ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4: Pendidikan Berkualitas, yang bertujuan untuk memastikan akses terhadap pendidikan inklusif dan adil bagi semua anak.
Selain itu, proyek ini juga mendukung SDG 1: Pengentasan Kemiskinan dan SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, melalui program pengelolaan sampah yang akan menjadi bagian dari fase lanjutan proyek ini.
Kepala Sekolah BINUS SCHOOL Bekasi, Maria Karah mengatakan, Lokavita tidak hanya fokus pada masalah pendidikan, namun juga membangun kesadaran dan kepekaan terhadap situasi sosial.
“Inisiatif ini mencerminkan keinginan BINUS Bekasi SCHOOL untuk berperan aktif dalam memberdayakan generasi muda dan berkontribusi terhadap pencapaian SDGs, dengan menggunakan pendekatan kolaboratif dan inovatif. “Proyek Lokavita ini tidak hanya sekedar kegiatan sosial, namun juga merupakan kegiatan sosial.” langkah nyata untuk membangun masa depan yang berkelanjutan bagi Indonesia,” kata Karah.
Dalam proyek Lokavita, siswa BINUS SCHOOL Bekasi tidak hanya memberikan pendidikan, namun juga mengembangkan model pemberdayaan ekonomi berbasis sirkular. Salah satu rencana mereka adalah mengubah limbah Bantar Gebang menjadi produk bernilai ekonomi, sehingga menciptakan peluang bagi penduduk setempat untuk meningkatkan taraf hidup mereka.
Upaya ini diharapkan dapat memperluas jangkauan dampak sosial, tidak hanya kepada anak-anak yang mengikuti pembelajaran, namun juga kepada masyarakat Bantar Gebang secara umum.
Bantar Gebang yang dikenal sebagai kawasan dengan permasalahan lingkungan yang serius, kini menjelma menjadi pusat pembangkit listrik berkelanjutan. Lokavita membuktikan bahwa bahkan di tempat-tempat dengan tantangan besar, terdapat peluang untuk berkembang melalui pendidikan, kreativitas, dan kepedulian sosial.
“Kami belajar banyak melalui program ini, melihat bagaimana kawasan Bantar Gebang memiliki tantangan yang berbeda-beda. “Oleh karena itu, program Lokavita diharapkan dapat membantu menjawab tantangan di kawasan,” kata Kezia.
Keberlanjutan program ini didukung oleh upaya berkelanjutan dari para mahasiswa yang rutin melaksanakan kegiatan setiap minggunya, dengan bantuan para relawan dan masyarakat setempat.
Selain itu, grup Lokavita juga berencana mengembangkan lebih banyak program yang menggabungkan bidang ekonomi dan pendidikan sirkular, sejalan dengan misi mereka untuk menciptakan solusi jangka panjang terhadap permasalahan sosial dan lingkungan.
BINUS SCHOOL Bekasi selalu memberikan dukungan dan pujian atas upaya siswa yang menguatkan upaya sekolah dalam meningkatkan dan memberdayakan masyarakat. Inisiatif ini juga berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) dan masa depan Indonesia.
Inisiatif-inisiatif tersebut tidak hanya meningkatkan kemampuan akademis, namun juga membentuk mahasiswa menjadi pemimpin masa depan yang mempunyai kepedulian sosial tinggi.