geosurvey.co.id – Israel menyerang tempat penampungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang digunakan oleh pengungsi perang, dilaporkan menewaskan sedikitnya tujuh orang.
Para pengungsi yang diusir dari rumahnya diperintahkan melarikan diri ke kamp pengungsi Jabaliya di Gaza utara oleh pasukan Israel.
Sumber di lapangan mengatakan bahwa drone Israel yang dilengkapi pengeras suara memerintahkan keluarga-keluarga yang terjebak di dalam tempat penampungan untuk mengungsi.
Saat orang-orang berkumpul di gerbang depan, tembakan artileri Israel menghantam kerumunan tersebut.
Setidaknya tujuh warga Palestina tewas dalam serangan peluru tersebut.
Serangan itu menimbulkan ketakutan besar dan orang-orang kembali ke pusat evakuasi UNRA.
Tentara melanjutkan serangannya ke Jabaliya, Al Jazeera melaporkan.
Kekuatan mematikan digunakan untuk memaksa keluarga tersebut meninggalkan kamp pengungsi.
Direktur rumah sakit Kamal Adwan mengatakan kepada Al Jazeera bahwa stafnya tidak dapat mengatasi jumlah korban yang dibawa ke fasilitas yang kewalahan tersebut. Iran membantah klaim campur tangan dalam urusan dalam negeri Lebanon
Dalam perkembangan lain yang dilansir Al-Jazeera, Iran menolak tuduhan Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati yang mencampuri urusan dalam negeri Beirut.
“Iran tidak pernah berniat atau (mengambil) tindakan apa pun yang dapat dianggap mencampuri urusan dalam negeri Lebanon,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmail Baghai pada konferensi pers mingguan.
Tanggapan Bagai muncul setelah Mikati pada hari Jumat mengatakan komentar seorang pejabat senior Iran bahwa negaranya bersedia membantu “menegosiasikan” implementasi resolusi PBB di Lebanon adalah “campur tangan terang-terangan dalam urusan Lebanon.” sejak subuh
Setidaknya 26 orang telah tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak fajar hari ini, kata sumber medis di daerah kantong tersebut kepada Al Jazeera.
Dari 26 korban tewas, 18 warga Palestina berada di Jabaliya di utara Jalur Gaza yang terkepung, tempat Israel melancarkan pemboman besar-besaran dan serangan darat yang berlangsung selama 17 hari.
Menurut perkiraan, sekitar 500 orang tewas dalam pengepungan Israel di Jalur Gaza utara, di mana sekitar 400.000 warga Palestina terjebak. Warga mengatakan mereka terputus dari pasokan makanan dan air. Israel mengebom kelompok keuangan di Lebanon
Serangan udara Israel menghantam sebuah asosiasi bisnis Lebanon setelah mereka dituduh mendanai senjata Hizbullah.
Di Lebanon selatan, serangan Israel menghantam cabang al-Qard al-Hassan di kota Nabatia dan Tirus pada malam hari, menurut Kantor Berita Nasional resmi.
Pada hari Senin, militer Israel mengatakan pihaknya melancarkan serangkaian serangan terhadap “lusinan fasilitas dan lokasi” yang digunakan oleh Hizbullah di Beirut dan Lebanon selatan, termasuk cabang lembaga keuangan. Seorang perwira senior tentara Israel tewas dalam serangan Hamas
Tentara Israel mengkonfirmasi kematian seorang perwira senior militer yang tewas di Gaza utara dalam serangan Hamas.
“Kolonel Ahsan Daksa, komandan Brigade 401, tewas di daerah Jabaliya oleh alat peledak setelah dia keluar dari tanknya,” kata juru bicara militer Daniel Hagari dalam sebuah pengarahan.
Mayor juga terluka parah dalam insiden tersebut, menurut pernyataan militer.
Korban tewas pasukan Israel kini mencapai 747 orang sejak 7 Oktober 2023, dengan sedikitnya 4.969 tentara Israel terluka di Gaza. Utusan khusus AS di Beirut untuk melakukan pembicaraan dengan sekutu Hizbullah
Dikutip dari CNN, utusan Amerika Amos Hochstein berada di Beirut untuk bernegosiasi dengan Nabia Berri, ketua parlemen Lebanon dan pemimpin partai Syiah Amal yang bersekutu dengan organisasi militan Hizbullah.
Sebagai tokoh kunci dalam perundingan gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel, Berry mengadakan pembicaraan dengan Hochstein beberapa kali selama setahun terakhir.
Hochstein adalah orang kepercayaan Presiden AS Joe Biden untuk negosiasi antara Israel dan Hizbullah, namun sejauh ini gagal menghentikan eskalasi konflik.
(geosurvey.co.id, Andari Wulan Nugrahani)