Laporan reporter geosurvey.co.id Ismoyo
geosurvey.co.id, JAKARTA – Kabar pembentukan Kementerian Perumahan Rakyat ramai diperbincangkan dan muncul di era pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Seiring dengan perkembangan pemberitaan tersebut, muncul nama-nama calon menteri yang berpotensi memimpin lembaga ini.
Lalu siapakah orang yang tepat untuk mengisi posisi tersebut?
Para pejabat di Kementerian Perumahan Rakyat harus memahami betul kondisi sektor properti di tanah air dan berbagai tantangan yang dihadapinya, kata pengamat properti Anton Sidorus.
Atau paling tidak, jabatan panitia atau pejabat setingkat harus berasal dari orang-orang yang ahli di bidangnya.
Harapannya, yang bersangkutan bisa memahami bidang perumahan. Atau minimal punya tim yang bagus, kata Anton saat ditemui di Jakarta, Kamis (10/10/2024).
“Dari profesional, dari pihak yang berkepentingan, dari aset yang sudah punya pengalaman,” lanjutnya.
Dengan adanya orang atau tim yang berpengalaman, permasalahan pada sektor perumahan di Indonesia dapat diatasi.
Setelah itu dia memiliki setidaknya satu kelompok untuk membantunya. Mari kita lihat bagaimana kelanjutannya,” tutupnya.
Perbedaan yang tersisa akan disesuaikan secara efektif oleh Kementerian Perumahan Rakyat
Anton Sidores mengatakan pembentukan Kementerian Perumahan Rakyat akan sangat efektif dalam menyelesaikan permasalahan perumahan bagi masyarakat.
“Kalau saya bilang lebih baik ya, karena awalnya dibagi antara PU dan perumahan. Jadi misalnya kalau dikembalikan seperti dulu, saya kira akan lebih baik dan efektif,” kata Anton.
Sektor perumahan di Indonesia diketahui mempunyai permasalahan. Utamanya terkait jumlah sampah yang masih besar, sekitar 9 juta.
Kesenjangan perumahan merupakan kondisi kesenjangan antara jumlah rumah yang dibutuhkan masyarakat dengan jumlah rumah yang dibangun.
Tak hanya itu, pemerintahan Prabowo Subianto juga mulai berencana membangun 3 juta rumah dalam setahun.
Sementara rincian 3 juta rumah tersebut terbagi atas 1 juta rumah di pedesaan, 1 juta rumah di pesisir pantai, dan 1 juta rumah di perkotaan.
Dengan tantangan yang ada dan proyek 3 juta rumah, sudah selayaknya dibentuk Kementerian Perumahan Rakyat.
“Jadi kalau ditanya misalnya apakah bisa? Ya fokusnya jelas, jadi upayanya harus lebih baik. Jadi bisa atau tidak, tergantung programnya seperti apa.” jelas Anthony.
“Tetapi setidaknya hal ini menunjukkan bahwa fokus pemerintah terhadap perumahan akan lebih besar dari sebelumnya,” tutupnya. Isu Fahri Hamzah menjadi menteri pun mencuat
Ketua Satgas Perumahan Prabowo Hashim Jojohadikusumo mengatakan Fahri Hamzah, Wakil Ketua Partai Kelora, akan menjadi Menteri Perumahan Rakyat di pemerintahan Prabowo.
Hashim awalnya menyinggung proyek rumah senilai 3 juta milik Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto, di pemerintahan baru 2024-2029.
Dia mengklarifikasi, sebenarnya Prabowo ingin membangun 3 juta rumah dalam setahun. Jadi, dalam jangka waktu tertentu akan dibangun 15 juta rumah.
“Saya mau perbaiki, bukan 3 juta. Kita maunya setiap tahun 3 juta, (jadi) 15 juta,” kata Hashim dalam acara Dialog Eksekutif Propertinomic bertajuk “Sukses Proyek Pembangunan 3 Juta Rumah” di Jakarta. Kamis (10/10/2024).
Setelah itu, ia menyebut proyek tersebut akan menjadi tugas berat bagi Fahri Hamzah.
Fahri menjadi salah satu tamu yang hadir dalam acara tersebut.
“Tugas membangun 3 juta setiap tahunnya akan menjadi tugas berat bagi Pak Far dan rekan-rekannya, namun kami hadir untuk membantu mereka mensukseskan proyek (rumah) 15 juta tersebut,” kata Hashim.
Subianto, adik laki-laki Prabowo, mengatakan Menteri Perumahan Rakyat akan didampingi seorang Wakil Menteri (Vaman).
Hal itu ia sampaikan saat menjelaskan kriteria Menteri Perumahan Rakyat di era Prabowo. Salah satu kriterianya adalah tidak boleh dari kalangan akademisi.
“Jangan jadi akademisi di kursi, harus sering turun ke lapangan, sering ketemu guru, harus terbuka, menurut saya yang khusus terbuka, tapi wakil menteri juga penting. “, kata Hasyim.