geosurvey.co.id – Hari Pahlawan diperingati pada tanggal 10 November setiap tahunnya.
Tahun ini Hari Pahlawan jatuh pada Minggu (10 November 2024).
Hari Pahlawan hendaknya tidak hanya diperingati setiap tanggal 10 November, namun lebih dari itu, bagaimana menanamkan nilai-nilai kepahlawanan pada generasi sekarang untuk mewujudkan kemerdekaan.
Artinya, setiap insan masyarakat Indonesia harus mempunyai jiwa kepahlawanan dan memacu diri membangun negeri sesuai potensi dan profesinya, hal ini harus terus kita kenang sebagai pahlawan.
Hal ini sejalan dengan tema Hari Pahlawan Tahun 2024 yang dicanangkan Kementerian Sosial yaitu “Tirulah Pahlawanmu, Cintai Negerimu”. Lalu mengapa tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan?
Dikutip dari bkd.jogjaprov.go.id, penetapan 10 November sebagai Hari Pahlawan bukan tanpa alasan.
Hal itu terjadi karena pada tanggal 10 November 1945 terjadi pertempuran antara Pinang Surabaya melawan tentara Belanda.
Pertempuran ini merupakan salah satu momen penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Pertempuran tersebut memakan banyak korban jiwa melawan Pemerintahan Sipil Hindia Belanda (NICA) dan pasukan sekutu.
Oleh karena itu, tanggal 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan untuk mengenang jasa dan pengorbanan para pejuang dalam mempertahankan kedaulatan NKRI pada Pertempuran Surabaya.
Sebagai tambahan informasi, penetapan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan berdasarkan Keputusan Presiden No. 316 Tahun 1959 tentang hari libur nasional.
Keputusan presiden ini ditandatangani oleh presiden pertama Indonesia yaitu Ir Soekarno. Sejarah Hari Pahlawan
Pertempuran antara arek-arek Surabaya melawan tentara Belanda diawali dengan kedatangan tentara Sekutu di Surabaya pada bulan Oktober 1945 yang dipimpin oleh Jenderal Malabi.
Mereka melakukan aksi seremonial berkeliling berbagai penjuru kota untuk melihat situasi.
Namun, pada 30 Oktober 1945, perwira kerajaan Inggris itu meninggal dunia saat mobil yang ditumpanginya terbakar.
Namun penyebab kematian Jenderal Malabi masih menjadi perdebatan.
Beberapa sumber menyebut Malabi tewas usai menembak warga Surabaya.
Sementara sumber lain menyatakan dia terbunuh oleh granat anak buahnya yang berusaha melindunginya.
Namun granat tersebut terbang dan mengenai mobil Malabi.
Pembunuhan Malabi menimbulkan kemarahan di kalangan pasukan Sekutu.
Tepat pada tanggal 9 November 1945, tentara sekutu mengeluarkan ultimatum kepada warga Surabaya melalui selebaran kertas.
Ultimatum tersebut berisi tuntutan agar rakyat Surabaya menyerahkan seluruh senjatanya kepada tentara Sekutu sebelum pukul 06.00 keesokan paginya, 10 November 1945.
Namun tuntutan tersebut ditolak oleh masyarakat Surabaya dan terjadilah perkelahian antara kedua belah pihak.
Pertempuran yang berlangsung lebih dari tiga minggu ini memakan ribuan korban jiwa di pihak Indonesia.
Salah satu tokoh penting lain yang menonjol dalam perjuangan itu adalah Bung Tomo.
Bung Tomo mampu mengobarkan semangat juang rakyat melalui siaran radionya.
Untuk itu, peringatan Hari Pahlawan hendaknya dijadikan sebagai momentum sebagai hari besar yang harus dirayakan dengan khidmat dan penuh kebanggaan, serta menjadi kesempatan bagi seluruh bangsa untuk mengenang jasa dan pengorbanan para pejuang yang tak terhitung jumlahnya. dalam perjuangan bersama untuk berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(geosurvey.co.id/Latifah)