Laporan Reporter geosurvey.co.id, Ismoyo
geosurvey.co.id, JAKARTA – Pemerintah berupaya agar PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex tetap beroperasi, setelah dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri (PN) Niaga Semarang.
Menteri Perekonomian dan Perdagangan (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menyatakan, jalan keluarnya adalah melalui penyesuaian pembayaran, perlakuan terhadap orang yang pailit, dan penyelesaian hukum antara peminjam dan kreditor yang pailit.
“Kalau kita bicara Sritex, itu sudah merupakan keputusan hukum. Jadi tentu kita menghormati keputusan hukum tersebut. Keputusan pengadilan sudah jelas. Jadi langkah selanjutnya Sritex dikelola oleh seorang wali,” kata Airlangga saat ditemui di acara tersebut. pertemuan. pertemuan Program Kegiatan Sosial Pameran Lukisan di Hadiprana Boutique Mall, Jakarta, Jumat (1/11/2024).
Oleh karena itu pemerintah berharap Sritex tetap beroperasi. Sehingga para pekerja yang bekerja di Sritex tetap bekerja, lanjutnya.
Sementara itu, lanjut Airlangga, proses hukum yang terjadi pada Stitex adalah pembebasan biaya persetujuan.
Terkait kabar Stitex akan menjadi bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Airlangga enggan berkomentar detail.
Namun, dia mengetahui ada bank-bank pemerintah yang memberikan pinjaman kepada mereka yang sudah memproduksi kain. Padahal mayoritas krediturnya adalah perorangan.
Berdasarkan laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), utang Sritex mencapai Rp 14,64 triliun.
Sedangkan nilai tersebut mencakup pinjaman kepada 27 bank senilai Rp 14,42 miliar dan pinjaman kepada tiga perusahaan pembiayaan sebesar Rp 220 miliar.
“Pembiayaan BUMN berasal dari Sritex yang mendukungnya. Sementara itu, sekitar 90 persen (total pembiayaan) berasal dari bank swasta dan bank internasional,” jelas Airlangga.
“Jadi yang kita fokuskan adalah sistem peradilan dan sistem untuk membuat laki-laki aman,” tutupnya.
Diketahui, PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex telah resmi mengajukan perkara tersebut ke Mahkamah Agung (MA) karena surat perintah pailit yang dikeluarkan Pengadilan Negeri Niaga (PN) Semarang.
Permintaan itu muncul setelah PT Indo Bharat Rayon, salah satu kreditur, mengajukan permohonan pembatalan pembayaran dengan alasan Sritex dan tiga perusahaan terkait lainnya dianggap gagal memenuhi kewajiban pembayaran utangnya.
Perusahaan asal Sukoharjo ini menjadi perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara dan memasok seragam militer ke 35 negara, mulai dari Eropa, Asia hingga Timur Tengah.
Pada saat yang sama, Presiden Prabowo Subianto sendiri memerintahkan empat menteri Kabinet Merah Putih untuk menyelamatkan perusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex dari kebangkrutan.