Dilansir geosurvey.co.id, Ismoyo
geosurvey.co.id, JAKARTA – Eric Thohir akan segera mengakhiri masa jabatan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo antara 2019-2024.
Eric akan menjalani masa jabatan penuh pada 20 Oktober 2024.
Dengan perjalanan panjang yang dilaluinya, Eric Thohir pasti punya banyak catatan selama menduduki kursi pertama di kantor perusahaan pemerintah tersebut.
Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia Toto Pranuto mengungkapkan, selama menjabat Eric Thohir disebut-sebut banyak meraih prestasi.
Penemuan yang dilakukan Eric Thohir seperti penerapan perubahan administrasi di BUMN.
Pergeseran yang dimaksud mulai dari restrukturisasi BUMN bermasalah hingga dimulainya kembali program holding bagi dunia usaha.
Sementara itu, pembentukan perusahaan induk bertujuan untuk menciptakan koherensi antar anak perusahaan melalui koordinasi kepengurusan dan pengelolaan yang dilakukan oleh perusahaan induk untuk memperkuat keuangan, kekayaan, dan prospek usaha.
“Saya kira beberapa keberhasilan yang diraih terkait dengan isu transformasi BUMN melalui berbagai upaya restrukturisasi. Saya kira beberapa di antaranya sudah menunjukkan hasil positif. Misalnya saja proses terciptanya okupansi,” kata Tutu saat berada di Jakarta. pada Selasa (8 Oktober 2024).
“Dan berapa valuasinya (misalnya) MIND ID setelah diakuisisi dan sebelum diakuisisi. Berapa nilainya kalau masing-masing merupakan perusahaan tersendiri? BUMN.
Terkait restrukturisasi tersebut, Tutu pun mengucapkan terima kasih kepada Eric Thohir.
Sedangkan restrukturisasi merupakan upaya restrukturisasi, langkah strategis untuk memperbaiki kondisi perusahaan, meningkatkan kinerja, dan meningkatkan nilai perusahaan.
Beberapa perusahaan pelat merah telah direstrukturisasi, seperti PT Jiwasraya hingga PT Garuda Indonesia.
Oleh karena itu, rencana dan upaya tersebut diharapkan dapat dilanjutkan pada periode Menteri BUMN berikutnya.
“Jadi saya kira beberapa upaya yang dilakukan dalam rangka restrukturisasi ini bisa dilanjutkan pada kebijakan ke depan. Termasuk kebijakan menata perusahaan,” jelas Tuto.
Selain itu, penguatan kerja sama dengan aparat penegak hukum (APH) juga harus dilakukan secara berkelanjutan.
Diketahui, BUMN kerap menjalin kerja sama dengan pihak atau lembaga seperti Kejaksaan Agung, Badan Pengawasan dan Pembangunan Keuangan (BPKP), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Yah, menurut saya masih ada beberapa pekerjaan rumah yang harus diselesaikan tentang bagaimana memastikan pengelolaan kata terkait dengan menjaga prinsip-prinsip tata kelola yang baik berjalan. Saya kira kerja sama dengan APH juga menjadi prioritas.” kata Tuto.
“Menurut saya, yang penting bukan hanya menunjukkan apa yang sudah terjadi, tapi yang lebih penting adalah bagaimana kita bisa mengambil tindakan yang lebih preventif agar tetap ada,” tutupnya.