Laporan jurnalis Tribunnews Erik Sinaga
geosurvey.co.id, JAKARTA – Kongres Mahasiswa dan Pemuda Indonesia (KMPI) digelar pada Senin (7/10/2024) di Ballroom University Education Center (UTC) Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Kongres KMPI 2024 diselenggarakan dengan tujuan untuk merumuskan langkah-langkah yang bertanggung jawab bagi kaum intelektual masa depan Indonesia. Lebih dari 300 perwakilan BEM dan non-BEM dari seluruh Indonesia menghadiri acara ini.
Panitia Kongres OC Rahman Hakim mengatakan, kongres ini bertujuan untuk menciptakan langkah-langkah strategis bagi mahasiswa untuk menyelamatkan Indonesia sebagai negara republik, bukan sebagai negara berdaulat.
“Sebagai komite OC, saya menangani masalah teknis Kongres dan mengawasi tujuan kongres, memastikan bahwa tujuan tersebut tercapai dan menghasilkan kesepakatan mengenai langkah-langkah strategis untuk menyelamatkan negara dari kehancuran,” ujarnya.
Menurut Hakim, banyak mahasiswa yang mengikuti kongres ini. Seperti Herianto (Koordinator Pusat BEM SI Rakyat Bangkit), Thabit Syahidan (Ketua BEM UNJ), M. Bifa (Sekjen Perguruan Tinggi Muhammediyan Wilayah 3).
“Kami mempunyai mahasiswa dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTB, NTT, Bali, Maluku dan lain-lain,” ujarnya lagi.
Mahasiswa yang menjadi pembicara pada Sidang Umum I tersebut antara lain diundang oleh Bivitri Susanti (Ahli Hukum Tata Negara), Bhima Yudhistira Adhinegara (Ahli Ekonomi), Ubedilah Badrun (Analis Sosial-Politik) dan Hafied Abbas (Guru Besar Pendidikan UNJ).
Bivitri Susanti (pakar hukum tata negara) dalam pemaparannya di hadapan mahasiswa menegaskan bahwa Indonesia adalah negara hukum, bukan negara kekuasaan.
“Tetapi demokrasi menderita karena ini adalah negara yang kuat, dampak negatifnya ada dimana-mana,” katanya.
Bhima Yudhistira Adhinegara, direktur dan pendiri CELIOS (Pusat Studi Ekonomi dan Hukum) menyebutkan potensi kebangkrutan dan krisis akibat munculnya perekonomian fasis saat ini.
Kemudian Prof Prof Pendidik UNJ yang merupakan anggota Komnas HAM 2012-2017. Dr.Hafid Abbas.
Sementara itu, Ubedilah Badrun mengatakan tujuan penerapan KMPI adalah karena situasi Indonesia sedang kurang baik.
“Berbagai masalah serius telah muncul. “Demokrasi yang terbelakang, korupsi yang merajalela, lingkungan yang rusak, kondisi hak asasi manusia yang terbelakang, pendidikan yang stagnan dan masa depan Generasi Z dihancurkan oleh rezim,” kata Ubedilah.
Salah satu peserta kongres asal Jawa Tengah mengatakan, ia mengharapkan Kongres Mahasiswa dan Aktivis Muda Indonesia dapat mengambil posisi penting bagi seluruh kalangan terpelajar di Indonesia untuk menjaga demokrasi.
Kongres Mahasiswa dan Pemuda Indonesia 2024 diharapkan menjadi aksi politik nyata para pemuda, baik BEM maupun non-BEM, dengan tujuan memberikan solusi ketika Indonesia sedang tidak baik-baik saja, ujarnya.
Setelah Sidang Umum pertama, dilanjutkan dengan Sidang Umum ke-2 khusus mahasiswa untuk membahas permasalahan keadaan bangsa ini.
Diketahui, dua petugas Polres Jakarta Timur mendatangi lokasi tersebut menjelang Kongres Mahasiswa dan Pemuda Indonesia 2024. Petugas tersebut mendatangi lokasi acara dan menanyakan maksud dan tujuan acara tersebut.