geosurvey.co.id – Milisi pro-Iran di Irak mengaku telah melakukan serangan terhadap posisi-posisi penting di Israel selatan (11/1/2024).
Menurut pernyataan resmi yang dikutip Anadolu, serangan pasukan Organisasi Perlawanan Islam Irak mengenai dua sasaran utama di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
Kelompok ini juga mengatakan mereka telah berhasil menyerang sasaran-sasaran utama lainnya, termasuk sasaran militer di Israel utara dan selatan.
Kelompok Irak menekankan bahwa “pasukan kami telah mengintensifkan operasi ofensif cepat terhadap benteng musuh.”
Ini bukan pertama kalinya milisi Irak melakukan serangan serupa, kelompok tersebut sebelumnya menargetkan posisi tentara Israel di Dataran Tinggi Golan pada 4 Oktober.
Israel belum mengomentari serangan tersebut, namun serangan udara Irak dilaporkan menewaskan dua tentara Israel.
Sebelum konflik geopolitik, Irak sendiri berusaha menghindari partisipasi dalam perang regional.
Namun ketika konflik regional telah berlangsung selama berbulan-bulan, kelompok Kataib Hizbullah dan Nujaba Irak telah berjanji untuk terus melakukan serangan sampai Israel menghentikan operasinya di Lebanon dan genosida di Gaza. Irak mengirim surat ke PBB
Sebelum milisi Irak memulai serangannya, pemerintah Irak dilaporkan mengirimkan surat protes ke PBB.
Protes dimulai setelah Israel mencurigai wilayah udaranya digunakan untuk menyerang Iran.
Juru bicara pemerintah Irak Basim Alawadi juga mengatakan Kementerian Luar Negeri Irak akan membahas “pelanggaran ini” dalam pembicaraan dengan sekutu dekat Israel dan pemasok senjata utama, Amerika Serikat.
“(Surat itu) menuduh entitas Zionis menggunakan wilayah udara Irak pada tanggal 26 Oktober sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap wilayah udara dan kedaulatan Irak,” Al Arabiya mengutip pernyataan Alawadi pada hari Senin. Irak membantu Iran mempersiapkan serangan balik
Menanggapi serangan tentara Israel ke Teheran, diketahui pemerintah Iran sedang mempersiapkan serangan balik Irak ke Tel Aviv.
Pemerintah Iran belum mengonfirmasi rencana serangan tersebut.
Namun, menurut data yang muncul, serangan itu mungkin melibatkan drone dan rudal balistik.
Serangan itu terjadi menjelang pemilihan presiden AS pada 5 November.
“Respon Republik Islam Iran terhadap agresi rezim Zionis akan jelas dan menyakitkan, mungkin sebelum pemilihan presiden AS pada 5 November,” kata Times of Israel dalam laporan anonimnya.
(geosurvey.co.id/ Namira Yunia)