Laporan jurnalis geosurvey.co.id, Fahdi Fahlevi
geosurvey.co.id, SEMARANG – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, pemerintah terus berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan fasilitas angkutan umum di perkotaan.
Ia mengatakan mobilitas masyarakat Indonesia terdepan di perkotaan.
Berdasarkan data BPS, 57 persen dari total penduduk Indonesia saat ini yang berjumlah sekitar 277 juta jiwa tinggal di perkotaan.
Angka ini cenderung meningkat dan diperkirakan akan mencapai 66,6% pada tahun 2035.
“Oleh karena itu, peningkatan mobilitas di perkotaan memerlukan penyediaan angkutan umum massal untuk menghindari kemacetan yang berdampak pada kesehatan dan kualitas hidup masyarakat, sehingga transportasi perkotaan menjadi isu strategis saat ini dan masa depan,” kata Budi Karya yang hampir menghadiri acara nasional. seminar. “Tinjauan Aspek Kebijakan Publik Dalam Penyelenggaraan Sistem Transportasi Perkotaan Berbasis Angkutan Umum Massal” di Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (10/10/2024).
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 dan UU 23 Tahun 2014, Budi mengatakan penyelenggaraan transportasi merupakan kewenangan pemerintah daerah.
Namun tidak semua daerah mampu melaksanakan penerapannya secara maksimal.
Kementerian Perhubungan wajib memberikan insentif subsidi melalui skema pembelian jasa tersebut di 14 kota.
Kota-kota tersebut adalah palembang, medan, bali, surakarta, yogyakarta, makassar, banyumas, banjarmasin, bandung, surabaya, balikpapan, bogor, bekasi, dan depok.
Namun, baru sekitar 20 pemerintah daerah yang berkomitmen menyediakan angkutan umum massal dengan menggunakan APBD, kata Budi.
Terkait hal itu, Budi menilai perlu langkah berbeda dan progresif agar semakin banyak daerah yang bisa mendukung angkutan massal perkotaan.