Laporan wartawan Tribunnews Taufik Ismail
geosurvey.co.id, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara terkait 49 nama yang diundang Presiden terpilih Prabowo Subianto ke rumahnya sebagai calon menteri pemerintahan masa depan.
Menurut Jokowi, keputusan nama tersebut dinilai merupakan hak Prabowo.
Yang pertama adalah kewenangan presiden terpilih, Pak Presiden Jenderal TNI purnawirawan Prabowo Subianto. Kewenangannya. Kita semua menghormati orang terpilih, kata Jokowi di Aceh, Selasa, (15/10/2024).
Selain perkataan Djokovic, 16 menteri kabinet saat ini juga dipanggil ke pihak Prabowo.
Jokowi menilai penuntutan terhadap 16 menteri tersebut disengaja.
“Melalui pilihan-pilihan tersebut, karena pengalaman, persahabatan dan pergaulannya selama 5 tahun,” ujarnya.
Hampir seluruh menteri perekonomian di kabinet saat ini diundang oleh Prabov untuk bergabung dalam kabinet pemerintahan berikutnya.
Jokowi mengatakan, situasi tersebut menunjukkan keberlangsungan pemerintahan.
“Dan kelompok ekonomi saat ini hampir selalu berkelanjutan,” tutupnya.
Nama-nama Menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIM) yang diundang Prabowo ke rumahnya di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin, 14 Oktober 2024 malam, yakni: Tito Karnavian, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Pratikno, Menteri Sekretariat Negara Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan (Menkes) Airlangga Hartarto, Menteri Tata Usaha Negara (MENCO) Bidang Perekonomian Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Zulkifli Hasan (Zulhas), Menteri Perdagangan (Mendag) Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Dito Ariotedjo, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir, Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan (Menkes) Amran Sulaiman, Menteri Pertanian (Mentan) Supratman Andi Agtas, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Sri Mulyani, Menteri Keuangan. (Menteri Keuangan) Rosan Roeslani, Menteri Investasi Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Menteri Sosial (MENSOS) Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Kelautan dan Perikanan.