Laporan Aisyah Nursyamsi, jurnalis TribuneNews.com
geosurvey.co.id, Jakarta – Banyak hal yang harus diwaspadai ibu hamil selama hamil, salah satunya adalah risiko tekanan darah tinggi.
Tekanan darah tinggi tidak boleh dianggap remeh karena dapat menyebabkan pre-eklamsia jika tidak dikendalikan.
Pre-eklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang berbahaya bagi ibu hamil dan janin.
“Kondisi preeklamsia pada ibu hamil diawali dengan tekanan darah tinggi. Perjalanan dari tekanan darah tinggi hingga preeklamsia cukup panjang,” kata Astrid Francisca Padang, Subspesialis Janin-Maternal, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, pada Jumat (25/1). 25). 10/) ungkapnya dalam wawancara dengan media virtual. 2024).
Kondisi seperti ini menyebabkan ibu disebut preeklampsia, yaitu ketika tekanan darah ibu hamil di atas 140/90mmHg dengan adanya protein dalam urin.
Lebih lanjut ia menjelaskan faktor risiko preeklampsia.
“Faktor risikonya adalah kehamilan pertama, kemudian kehamilan kembar atau kembar,” ujarnya.
Faktor lainnya adalah adanya riwayat preeklampsia sebelumnya.
Atau memiliki penyakit bawaan seperti diabetes sebelum hamil.
Memiliki penyakit bawaan seperti lupus atau kelainan ginjal.
Wanita hamil di atas usia 35 tahun juga berisiko.
“Dan terakhir ada pasien yang indeks massa tubuhnya lebih dari 30 (obesitas). Jadi itu faktor risikonya,” ujarnya.
Selain itu, dibagikan oleh Dr. Astrid adalah tanda-tanda yang harus Anda perhatikan.
Katanya, “Tanda-tandanya, kalau ibu hamil mulai mengeluh, penglihatannya mulai memburuk atau kabur. Lalu ada mulas, lalu ada sakit kepala.”
Gejala-gejala di atas biasanya merupakan tanda bahwa tekanan darah tinggi mungkin merupakan preeklampsia.
Dari preeklamsia menjadi eklampsia. Dimana eklamsia merupakan preeklampsia yang menjadi kejang pada ibu hamil.
Ia menyimpulkan, “Oleh karena itu para ayah harus waspada ketika ibu mempunyai keluhan seperti itu. Segera bawa ke rumah sakit atau dokter.”