geosurvey.co.id, JAKARTA – Sejumlah pemangku kepentingan masyarakat Madura di Jawa Timur menaruh harapan besar kepada Presiden Prabowo Subianto untuk terus menjaga ekosistem tembakau dari atas hingga bawah.
Ketua Umum Persatuan Petani Tembakau Indonesia (DPC APTI) Cabang Pamekasan, Samukrah meminta komitmen Presiden Prabowo untuk meningkatkan kesejahteraan petani tembakau Tanah Air melalui kebijakan memajukan pertanian tembakau.
Pak Samukrah mengatakan pada Minggu (27/10/2024), “Pemerintah harus memberikan dukungan teknis terhadap budidaya tembakau dan cengkeh, harus menjamin akses pendanaan dan menyiapkan infrastruktur yang memadai untuk menyediakan produksi yang tepat dan berkelanjutan,” kata Samukrah pada hari Minggu (27/10/2024). Minggu (27/10/2024).
Samukra juga berharap agar Prabowo tidak ikut serta dalam Framework Convention on Tobacco Control (FCTC).
Hal ini senada dengan pidato Presiden Prabowo yang menyerukan agar negara-negara persaudaraan menjadi bangsa yang berani, bangsa yang tidak takut tantangan, bangsa yang tidak takut akan rintangan, Bangsa yang tidak takut akan bahaya. .
“Untuk melindungi ekosistem tembakau nasional dari tekanan internasional melalui FCTC, Presiden Prabowo diminta mundur karena perjanjian tersebut tidak menyentuh berbagai aspek kehidupan pemangku kepentingan ekosistem tembakau dari atas hingga bawah,” kata Samukrah.
Samukra juga mengapresiasi keputusan pemerintah yang tidak menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun 2025.
Saat ini terjadi penurunan jumlah konsumen yang membeli rokok dengan harga murah. Hal ini disebabkan tingginya kenaikan pajak hasil tembakau dalam 3 tahun terakhir. Oleh karena itu, tujuan pengumpulan penerimaan negara dari pajak hasil tembakau tidak dapat tercapai.
Pak Samukrah juga berharap Prabowo mengkaji Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 tentang Penerapan UU 17 Tahun 2023 dan Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan (RPMK) tentang Perlindungan Tembakau dan Produk Tembakau Elektronik. .
Pasalnya, produk hukum tersebut mendapat penolakan dari berbagai pemangku kepentingan nasional.
Menurut Samukra, legalisasi produk yang dihasilkan Kementerian Kesehatan akan berdampak pada kelangsungan usaha industri tembakau (IHT) dan mengancam kehidupan petani tembakau dan cengkeh di Tanah Air.
Ia berharap, Presiden Prabowo bisa bersikap bijak dan meninjau kembali aturan-aturan yang meresahkan masyarakat. Tari dengan tetap mengutamakan partisipasi masyarakat.
Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Cabang Pamekasan, Homaidi menambahkan, hal ini menjadi penyemangat kepada Presiden Prabowo dan Kabinet Merah Putih untuk mendukung ekosistem tembakau yang sangat berkontribusi terhadap ekosistem tembakau. Negara.
Hal ini sejalan dengan pidato Presiden Prabowo yang mengatakan bahwa jika kita bisa melindungi dan mengelola seluruh kekayaan, kita hanya akan mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat. Negara-negara modern “dan tentu saja, di antara mereka, adalah penjamin kedaulatan nasional,” kata Homaydi.
Sesuai hasil penelitian PC PMII Pamekasan yang bertajuk “Peran Pemerintah dalam Meningkatkan Produktivitas Petani Tembakau dan Operator Tembakau Lokal di Pamekasan (2024), dikatakan bahwa permintaan pasar tembakau tidak pernah menurun sehingga produksi selalu meningkat. terbaik. Untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam dan luar negeri, “Tembakau berada di Indonesia, sehingga pemerintah memandang perlu adanya koordinasi, modifikasi mekanisme, Regulasi tersebut relevan agar tembakau nasional tetap menjadi sektor strategis tidak hanya milik negara. . Tapi juga untuk aktor lainnya, kata Homaid.
Bapak Homaidi menyampaikan bahwa tujuan yang dapat dicapai antara lain: peningkatan produksi tembakau, kesejahteraan petani dan pekerja tembakau, serta Rehabilitasi industri tembakau melalui lembaga terkait berupa bantuan sarana dan prasarana.
Dikatakannya: “Di sektor pertanian dalam negeri, kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah daerah sejalan dengan tujuan pusat untuk meningkatkan produksi, meningkatkan kesejahteraan petani baik secara material maupun keterampilan.