Tribunenews.com – Presiden terpilih Prabowo Subianto telah menunjuk 49 menteri dan wakil menteri untuk pemerintahan berikutnya.
Pada Senin (14 Oktober 2024) siang hingga malam, Prabowo memanggil orang-orang tersebut ke kediamannya di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan.
Dari 49 tokoh tersebut, tiga diantaranya berasal dari organisasi Masyarakat Islam (Ormas).
Mereka adalah Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Saifullah Yusuf alias Gus Ipul; Sekretaris Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Arifah Chowari Fauzi; dan Sekretaris Jenderal PP Muhammadiyah Abdul Muti.
Selain itu, Prabowo Subianto juga memanggil Imam Besar Nasaruddin Umar dari Masjid Istiklal.
Berikut pernyataan mereka usai bertemu dengan presiden terpilih. Gus Ipool
Gus Ipul mengungkapkan, Prabowo Subianto memintanya mengarahkan program tersebut agar sesuai dengan tujuan Kementerian Sosial (Kmensos).
“Pada dasarnya Presiden Prabowo ingin seluruh program Kemensos tepat sasaran.”
Tidak ada yang salah sasaran, sehingga pendataan sangat diperlukan, kata Gus Ipul, Senin, di Kertanegara IV, Jakarta.
Kendati demikian, dia tak merinci apakah dirinya akan kembali menjabat Menteri Sosial (Mensos).
Namun yang pasti, Prabowo memintanya untuk memastikan bantuan sosial (bansos) tepat sasaran.
Tunggu besok, kalau itu terjadi, tunggu besok, tapi yang penting dia mengharapkan data untuk keperluan bansos atau kepentingan lain itu benar, harus valid.
“Agar program pemerintah tepat sasaran dan mudah-mudahan datanya terlaksana,” ujarnya. Arifah Chhowari Fauji
Arifah Choiri Fauzi enggan berkomentar mengenai kemungkinan calon pasangannya, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, masuk kabinet.
Saya biarkan Pak Prabhu menjelaskannya nanti, kata Arifah, Senin, saat ditanya kemungkinan Prabhu masuk kabinet.
Dia juga tidak mau menjelaskan hal-hal yang telah dia diskusikan dengan Tuhan.
Menurut dia, pertanyaan tersebut seharusnya dijawab langsung oleh Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.
Biarkan Pak Prabow yang melakukannya, kata Arifa.
Diakuinya pula, pertemuan ini bukan kali pertama dirinya membicarakan persoalan tersebut dengan Prab.
“Beberapa kali (diskusi dengan Prab),” ujarnya.
FYI, Arifah Chairi Fauji memegang posisi di beberapa organisasi perempuan.
Selain menjabat sebagai Sekjen Muslimat NU, beliau juga merupakan anggota Komisi Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (Infocom MUI).
Arifah juga pernah menjabat Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024
Abdul Muti mengatakan, Prabo mempercayakan kepadanya tanggung jawab menjalankan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Nantinya, menurut Abdul, dua wakil menteri akan mendampinginya dalam memimpin kementerian.
Namun Abdul Muti mengaku masih belum mengetahui nomor dua wakilnya tersebut.
“Dan kami juga sampaikan insya Allah kami bisa melaksanakan dan memimpin pelayanan untuk kemajuan pendidikan,” ujarnya, Senin.
Beliau juga menyampaikan bahwa pendidikan merupakan kunci pembangunan bangsa, apalagi sebagaimana diamanatkan pembukaan UUD 1945 untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ia mengatakan, ia meminta agar pendidikan menjadi gerakan pemberitaan untuk Indonesia Raya yang progresif.
Menurut dia, ada beberapa hal yang dimediasi oleh Prabowo agar bisa kooperatif.
“Dan saya tadi sempat bercanda, kali ini tidak perlu pantun lagi Pak Prabowo. Saya sudah mengucapkan pantun ketika bapak menyampaikan visi misi Muhammadiyah Surabaya,” jelasnya.
Di sisi lain, ia belum mengetahui mengapa departemen yang akan dipimpinnya dipisahkan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Penelitian, dan Pendidikan Tinggi saat ini.
Diakui Abdul Muti, hanya Prabo yang memerintahkan dirinya memimpin Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Artinya, perguruan tinggi tidak termasuk dalam pendidikan dasar dan menengah. Untuk pendidikan dasar, nomenklaturnya mencakup pendidikan pra dasar, sekolah dasar, sekolah menengah, pendidikan nonformal, dan pendidikan nonformal.
“Tidak ada penjelasan dari beliau kenapa dipecah. Beliau hanya mengatakan bahwa kerja kementerian ini sangat penting dan sangat sentral dalam pembangunan dan pendidikan kehidupan bangsa,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, dirinya sempat bertemu dengan Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasko Ahmed beberapa hari lalu.
Dalam pertemuan itu, menurut Abdul, dirinya diminta menandatangani dua dokumen, yakni perjanjian tanpa basa-basi dan surat wasiat.
Salah satunya adalah surat niat menjadi menteri di kabinet Pak Prabow.
Kedua, perjanjian integritas yang isinya hanya ideal, setia kepada negara kesatuan Republik Indonesia, dan siap mendukung pemerintahan Pak Prabower serta mempertahankan wibawanya sebagai presiden dan menjaga wibawa negara. dan negara.” Ujarnya. Pimpinan Utama Sekjen PP Muhammadiyah Abdul Muti (muhammadiyah.or.id) Nasruddin Umar
Senin kemarin, Nasaruddin Umar sampai di kediaman Prab sekitar pukul 18.45 WIB.
Ia mengenakan kemeja batik kuning dan helm hitam.
Pertemuannya dengan presiden terpilih tidak berlangsung lama, pada pukul 19.41 ia meninggalkan kediaman Prabow.
Ia mengaku sangat terkejut dipanggil Tuhan. Nasaruddin tak menyangka akan diminta membantu pemerintahan Praba.
“Saya kaget banget, tidak menyangka dan kaget, tidak pernah saya bayangkan,” kata Nasaruddin kepada wartawan, Senin.
“Baru kemarin saya kembali dari nota kesepahaman dengan Al-Azhar Mesir.
Tiba-tiba saya mendapat undangan dari presiden terpilih Pak Prabo yang meminta saya membantunya di periode berikutnya, tambahnya.
Ia mengungkapkan, sebelum menghubungi sahabat Tuhan, saat itu ia sedang makan untuk berbuka puasa.
“Segera setelah berbuka, jam 6, saya berbuka: ‘Pak, boleh panggil saya Pak (Prabo)?'” ucapnya.
Lebih lanjut, Nasaruddin mengaku siap jika nantinya diminta menjadi hamba Tuhan.
“Namun, saya tidak pernah memikirkan atau membayangkan mengapa saya bergabung dalam panggilan tersebut.
“Kami hanya bekerja secara profesional sebagai dosen Istiklal dan universitas di bidang saya serta mengikuti pertemuan keagamaan internasional,” ujarnya.
(geosurvey.co.id/Deni/Theresia/Igman/Abdi)