geosurvey.co.id, JAKARTA – Lima jenderal asal kutub bergabung dalam kabinet Prabowo-Jibran.
Lima jenderal Polri ada yang masih aktif dan ada pula yang sudah pensiun.
Para menteri dan wakil menteri asal daerah di pemerintahan Prabowo mengenal banyak daerah pemilihan dengan baik.
Selain itu, lima jenderal menduduki posisi penting selama bertugas di pemerintahan Bahangkara.
Ada yang menjabat sebagai Kapolri, Wakil Kapolri, dan Kepala Badan.
Kabinet Merah Putih terdiri dari lima Jenderal Polri yang dilantik Presiden Prabowo Subianto berikut ini:
1. Budi Gunawan, sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan;
2. Mohammad Tito Karnavian sebagai Menteri Dalam Negeri;
3. Agus Andrianto, selaku Menteri Imigrasi dan Reformasi;
4. Suntana, selaku Wakil Menteri Perhubungan;
5. Parvadi Ariento, selaku Deputi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Bagaimana statistik lima jenderal asal kutub? 1. Jenderal Polisi (Purn) Badi Gunwan
Budi Gunawan lahir pada tanggal 11 Desember 1959 di Surakarta, Jawa Tengah.
Pada tahun 1983, ia lulus dari Akademi Kepolisian (Akpol).
Karier polisinya cukup sukses.
Saat Buddy Gunawan menjabat Komisaris Senior (COMBS), ia pernah menjadi penasehat Wakil Presiden Megawati Sukarnoputri (1999–2000).
Ia kemudian menjadi penasehat presiden sebagai Megawati Sukarnoputri, naik dari Wakil Presiden menjadi Presiden Republik Indonesia (2000–2024).
Kemudian karirnya di kepolisian dimulai.
Ia menjadi perwira tinggi termuda di Polri dengan pangkat brigadir jenderal (brigjan).
Selama ini beliau menjabat sebagai Kepala Kantor Pengembangan Karir (Czarny Bunkier) Mabes Polri (2004-2006).
Beliau kemudian menjabat sebagai Kasilapa Lamdikalat Poliri (2006-2008).
Ia kemudian dipromosikan menjadi Kapolda Jambi (2008-2009).
Bintang di pundaknya kemudian menjadi jenderal bintang dua atau Irjen Polisi (Arjun).
Saat itu, ia menjabat sebagai Kepala Departemen Pembinaan Hukum (Kadiv BinKum).
Ia dimutasi ke posisi Kepala Divisi Profesi dan Keamanan (Kadiv Propam) dan kemudian dipromosikan ke posisi Kapolri di Bali.
Ia kemudian kembali ke Mabes Polri dan menjadi jenderal polisi bintang tiga atau komisaris jenderal polisi (Kamjan) dengan bintang di pundaknya, sebagai Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian Nasional (Kalemdikpol).
Pada tahun 2015, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengajukan namanya ke DPR RI untuk menjadi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapulari).
Namun dalam perjalanannya, Badi Gunawan menolak menjabat sebagai Kapolri, meski namanya sudah disetujui DPRI.
Pada 9 September 2016, Bodhi Gunawan dilantik Jokowi sebagai Kepala BIN.
Pangkatnya pun dinaikkan dari Komisaris Jenderal menjadi Jenderal Polisi.
Pada Januari 2018, Budi Gunawan pensiun dari Polri pada usia 58 tahun, namun tetap menjabat sebagai Kepala BIN hingga akhir, sebelum Presiden Jokowi mengundurkan diri.
Saat ini, Presiden Prabowo Subianto menunjuk Bodi Gunawan sebagai Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menkopolhukam) di pemerintahan Merah Putih. 2. Jenderal Pol (Purn) Muhammad Tito Karnavin
Tito Karnavian merupakan pria kelahiran 26 Oktober 1964 di Palembang, Sumatera Selatan.
Prestasi luar biasa yang diraihnya selama berkarir di kepolisian, terutama dalam mengungkap kasus terorisme.
Tito Karnavian merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) pada tahun 1987.
Selama bertugas di kepolisian, Tito pernah menduduki berbagai posisi penting.
Ia pernah menjabat sebagai Kabareskrim Polda Metro Jaya (2000-2002), Kabareskrim Polda Sulawesi Selatan (2002), dan Kasat Reskrim Polda Metro Jaya (2002- 2003). ), Reserse Keamanan Negara, Kapolda Metro Jaya (2003-2005), Caden 88 Anti Teror Polda Metro Jaya (2004-2005) dan Caden Serang Polda Bintan (2005).
Kemudian diangkat menjadi Wakil Subunit Densus 88/AT Bareskrim Polri (2005), Subunit Operasi 88/AT Bareskrim Polri (2006), Kepala Subunit Intelijen Densus 88/AT Bareskrim Polri (2006). Polri (2006–2009) dan Irama 88/AT Bareskrim Polri (2006–2009), 2009–2010).
Karir Tito menanjak pada tahun 2011 ketika ia ditunjuk sebagai Deputi Bidang Operasi dan Peningkatan Kapasitas Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Pada tahun 2012, ia diangkat menjadi Kapolda Papua.
Tato tersebut kemudian dipindahkan pada tahun 2014 sebagai Isrina Polari.
Setahun kemudian, Tito Karnavian dipercaya menduduki jabatan Kapulda Metro Jaya.
Ia kemudian diangkat menjadi Kepala BNPT pada tahun 2016.
Setelah itu Tito Karnavian dilantik menjadi Kapolri pada 13 Juli 2016.
Pada tahun 2019, Tito Karnavian diberhentikan dengan hormat oleh Presiden Jokowi.
Pada tanggal 23 Oktober 2019, Tito adalah Menteri Dalam Negeri Indonesia di pemerintahan Indonesia yang dibentuk di bawah pemerintahan Joko Widodo dan Maruf Amin.
Kini di pemerintahan Merah Putih, Tito Karnavian ditunjuk oleh Prabowo Sabianto sebagai Menteri Dalam Negeri. 3. Komisaris Jenderal Agus Andrianto
Agus Andrianto lahir pada tanggal 16 Februari 1967 di Balora, Jawa Tengah.
Dia adalah seorang petugas polisi yang berspesialisasi dalam pekerjaan detektif dan memiliki karir yang sukses di kepolisian.
Agus Andrianto merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1989.
Setelah lulus dari akademi kepolisian pada tahun 1990, ia menjadi Kapolri di Derry, Sumatera Utara.
Kariernya melejit setelah bertugas di wilayah Polda Metro Jaya.
Ia dipercaya memimpin Unit I/Ditreskrimsus Polda Metro Jaya (2006), Kapolres Tangerang (2007) dan Kapolres Metro Tangerang (2008).
Dengan pangkat Triple Jasmine di pundaknya, Agus Andrianto dimutasi ke Sumut dan menjabat Direktur Reserse Polda Sumut (2009).
Setelah bertugas di Sumatera Utara, beliau dimutasi ke Jakarta sebagai Kabaggresmob Robinops Bareskrim Polri (2011).
Tak lama kemudian, ia dipekerjakan sebagai analis kebijakan perantara di Divisi Reserse Kriminal Polri untuk mempersiapkan posisinya sebagai perwira senior, atau CSP.
Selepas studi di Sespimti, beliau dipercaya pada Kabagbinlatops Robinops Sops Polri (2013).
Dengan pangkat jenderal bintang satu, Agus Andrianto juga pernah menjabat Direktur Psikotropika dan mantan Deputi Likuidasi BNN (2015).
Ia kembali ke organisasinya pada tahun 2016 sebagai Direktur Jenderal Kriminal, Kepolisian Barrackpore.
Karirnya kian sukses, dan dipercaya sebagai Wakil Kapolda Sumut (2017) dan Kapolda Sumut (2018).
Ia kemudian diserahi pangkat jenderal bintang tiga, menjabat Kepala Badan Keamanan dan Perlindungan Polri (2019) dan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (2021).
Ia kemudian diangkat menjadi Wakil Kapolri (2023).
Kini Agus Andrianto telah ditunjuk oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Menteri Imigrasi dan Reformasi. 4. Komisaris Jenderal Polisi (purn) Santana
Santana lahir pada tanggal 2 Juni 1966 di Jakarta.
Pada tahun 1988 ia lulus dari Akademi Kepolisian.
Dia adalah pensiunan spesialis intelijen umum bintang tiga.
Selama bekerja di kepolisian, statusnya tak jauh berbeda dengan kemampuan Intelkam.
Tercatat seperti Dirintelkam Polda Metro Jaya (2015), Kabidyanmas Baintelkam Polri (2016), dan Dirkamneg Baintelkam Polri (2016).
Ia kemudian naik pangkat menjadi jenderal bintang satu atau brigadir jenderal (Brigadir) dan menjabat Wakil Kapolda Metro Jaya (2016).
Selanjutnya diangkat menjadi Deputi VI Bidang Cyber Intelligence BIN (2017).
Kariernya melesat pesat hingga naik pangkat menjadi jenderal bintang dua atau inspektur jenderal polisi (Irjen Pol) hingga menjadi Kapolda Lampung (2018).
Ia kemudian menjabat Wakapolri Bidang Intelijen dan Keamanan (2018), Kapolda Jabar (2021), Wakil Kepala BSSN (2023), dan Kabaintelkam Polri (2023).
Pada 2 Juni 2024, ia juga pensiun dari dinas di Kepolisian Negara.
Kini ia dipercaya oleh Presiden Prabowo Subianto yang menjabat Wakil Menteri Perhubungan di pemerintahan Merah Putih. 5. Komisaris Jenderal Polisi Parvadi Ariento
Komjen Pol Purwadi Arianto lahir pada tanggal 2 Oktober 1966 di Jakarta.
Porwadi merupakan lulusan Akademi Kepolisian pada tahun 1988 dan memiliki pengalaman di bidang investigasi.
Purwadi Arianto menjabat Wakil Direktur Reserse Kriminal Polda Metro Jaya pada 2007. Setahun kemudian, yakni 2008, menjadi penyidik Bareskrim Polri.
Kemudian, pada 2010 hingga 2013, ia menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum di tiga kantor polisi.
Ia masing-masing bertugas di Polda Malut, Polda Kalimantan Barat, dan Polda Jawa Tengah.
Prestasinya dalam menangani perkara pidana semakin mendongkrak pada tahun 2015, saat ia menjabat Wakil Direktur Tim Reserse Polri.
Kemudian pada tahun 2016 menjadi Direktur Bareskrim Polri dan pada tahun 2018 menjadi Panglima Polda Lampung.
Kemudian pada tahun 2021 diangkat menjadi Sekretaris Lemhannas RI.
Setelah kembali ke Mapolri, ia juga diberi amanah mengepalai Pusdiklat Polri (2023).
Ia kini dilantik Presiden Prabowo Subianto sebagai Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Birokrasi di Pemerintahan Merah Putih.