Laporan jurnalis geosurvey.co.id Namira Yunia
geosurvey.co.id, WASHINGTON – Harga minyak dunia kembali turun, memperburuk penurunan minggu lalu.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 19 sen, atau 0,3 persen, menjadi $70,12 per barel pada Kamis, 17 Oktober 2024.
Sementara itu, minyak mentah acuan Brent juga turun, meski hanya tiga sen menjadi US$74,22 per barel. Alasan jatuhnya harga minyak
Penurunan harga minyak ini dipicu kekhawatiran investor terhadap prospek penurunan permintaan akibat ancaman deflasi di Tiongkok.
Menurut Biro Statistik Nasional Tiongkok, data indeks harga konsumen (CPI) menunjukkan penurunan inflasi dari 0,6 persen pada Agustus 2024 menjadi 0,4 persen pada September 2024.
Ini merupakan yang terendah sejak Maret 2023. pengaruh ekonomi Tiongkok
Perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok semakin terasa, terutama ketika pemerintah berupaya meningkatkan aktivitas domestik dan mendukung sektor real estate yang sedang merosot.
“Kondisi ini menunjukkan tekanan deflasi semakin besar pada perekonomian Tiongkok,” kata analis PVM, Tamas Varga.
Menurutnya, langkah stimulus moneter yang dilakukan pemerintah China kurang efektif, dan janji Kementerian Keuangan untuk mengeluarkan lebih banyak uang dinilai kurang meyakinkan. Reaksi investor
Kekhawatiran tersebut semakin diperburuk oleh penurunan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global oleh OPEC, sehingga menurunkan perkiraan untuk tahun 2024 dari 650.000 barel per hari menjadi 580.000 barel per hari.
Pengurangan ini merupakan yang ketiga kalinya terjadi pada kelompok produsen tersebut.
Dengan latar belakang tersebut, investor mulai meragukan efektivitas kebijakan stimulus perekonomian yang seharusnya mampu mengatasi perlambatan yang terjadi saat ini.
Baca juga: [Perang Iran-Israel akan menyebabkan harga minyak dunia mencapai $100 per barel] (https://www.geosurvey.co.id/bisnis/2024/10/05/harga-minyak-dunia-predicted-tembus- 100 dollar -satu barel-setelah-perang-Iran-melawan-Israel). Konten ini ditingkatkan dengan kecerdasan buatan (AI).