geosurvey.co.id, JAKARTA – Di era pemerintahan Pravo Subianto, Kementerian Keuangan (Kemenke) dinilai mampu menjaga keseimbangan keuangan negara di bawah kepemimpinan Presiden.
Diketahui, hingga saat ini Kementerian Keuangan mengoordinasikan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian).
Adinova Fourie, peneliti ekonomi Center for Strategic and International Studies (CSIS), menjelaskan keuangan negara tetap stabil karena dikelola oleh tim di Kementerian Keuangan yang tetap sama sepanjang tahun Widodo (Jokowi).
Situasi ini semakin didorong oleh terpilihnya kabinet tim ekonomi tetap dan tim Kementerian Keuangan yang berusaha menjaga stabilitas. Pasar merespons dengan tetap menjaga disiplin fisik, setidaknya di era Provo. kata Adinova kepada wartawan, Jumat (25/10) dalam diskusi bertajuk “Provo Kabinet Gibran: Dampak, Risiko dan Kontribusi”.
Adinova mencontohkan, sejak pekan lalu, saat Pravo memanggil calon menteri dan wakil menteri, respons pasar sejauh ini positif.
Adinova mengatakan: “Sejak panggilan Pak Pravo minggu lalu kepada calon menteri dan wakil menteri, sejauh ini respons pasar positif. Namun, Kementerian Keuangan harus berhati-hati, karena respons ini mungkin berumur pendek.”
Ia juga meyakini Kementerian Keuangan Pravo akan mendorong implementasi program pemerintah yang lebih baik.
“Susunan kabinet dan pemilihan orang-orang di Kementerian Keuangan yang memiliki kualifikasi memadai akan berkontribusi terhadap kinerja Pak Pravo ke depan. Tapi ada Ibu Sri Mulani, wakilnya Suhasil Najra, nyatanya ada. banyak orang lain tapi komposisinya sama,” kata Adinova.
Sebelumnya, Presiden Pravo Subianto menerbitkan Peraturan Presiden (Objek) Nomor 139 tentang Tugas dan Fungsi Kementerian Negara Kabinet Merah Putih Periode 2024-2029.
Melalui peraturan yang ditandatangani pada 21 Oktober 2024 tersebut, Pravo melakukan perombakan struktur tugas dan fungsi berbagai kementerian, salah satunya mengubah status Kementerian Keuangan menjadi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Ekonomi).