Laporan reporter geosurvey.co.id Rina Ayu
geosurvey.co.id, JAKARTA – Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti menekankan pentingnya kolaborasi berbagai organisasi, mulai dari instansi pemerintah, puskesmas hingga organisasi dan asosiasi profesi, untuk mendukung keberlanjutan dan peningkatan kualitas Program JKN.
Tahun 2024 merupakan waktu yang tepat untuk terus melakukan pembenahan kualitas pelayanan, khususnya dalam peningkatan akses terhadap layanan.
Tercatat 606,7 juta penggunaan layanan JKN dengan rata-rata 1,7 juta penggunaan per hari.
Program JKN terbukti bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan, mulai dari generasi muda hingga mereka yang memiliki biaya sangat besar.
Selain itu, BPJS Kesehatan telah menjangkau wilayah yang lebih luas dengan peserta JKN mencapai 276,12 juta jiwa atau 98,67 persen dari total penduduk Indonesia per 1 September 2024. Hal ini membuat Indonesia meraih predikat Universal Health Coverage (UHC) terbesar di dunia. dunia. . .
“Capaian ini merupakan wujud komitmen BPJS Kesehatan dalam mencapai tujuan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang menekankan kepesertaan JKN mencapai 98 persen dari total penduduk,” tambah Ghufron pada Nasional 2024. Rapat Pelayanan BPJS Kesehatan di Jakarta, Kamis (19/9/2024).
Beberapa upaya peningkatan mutu pelayanan Program JKN adalah dengan menjalin kerja sama dengan rumah sakit terapung dan bergerak ke masyarakat di wilayah yang belum tersedia fasilitas kesehatan yang memadai (DBTFMS).
Penyederhanaan pengelolaan pelayanan di fasilitas kesehatan kini memungkinkan peserta hanya menggunakan KTP tanpa perlu salinan, serta digitalisasi pelayanan melalui telepon, e-SEP, jalur internet dan i-Care JKN.
Ghufron juga mengatakan BPJS Kesehatan juga memiliki metode evaluasi layanan melalui tayangan pesan pasca pelayanan (KESSAN).
Melalui KESSAN, BPJS Kesehatan dapat menilai apakah peserta menerima pelayanan sesuai standar dan diharapkan dapat menjadi tolak ukur bagi fasilitas kesehatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
Untuk memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat, BPJS Kesehatan telah bermitra dengan 23.294 Puskesmas Primer (FKTP) dan 3.140 Puskesmas Tingkat Rujukan Lanjutan (FKRTL).
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Alexander Marwata mengatakan, sejak perencanaan kebijakan JKN dimulai pada 2013-2014, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menindaklanjutinya hingga tahun 2022.
Mereka ingin bersinergi menjaga kemajuan Program JKN melalui upaya mencegah, memantau dan menindak penipuan yang terus terjadi.
Selain itu, Alexander menambahkan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus melakukan upaya pencegahan dengan membangun ekosistem integritas dengan asosiasi profesi kesehatan, asosiasi produsen alat kesehatan, dan produsen obat, sehingga mengurangi risiko terjadinya penipuan dan aktivitas kriminal. .
“Kesehatan adalah fondasi untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik, dan kami yakin jika kecurangan di fasilitas kesehatan dapat dikurangi, maka efisiensi pelayanan Program JKN akan meningkat. Pada akhirnya, hal ini akan mempengaruhi tingkat pelayanan yang diberikan kepada peserta JKN.” Alexander menyimpulkan.
Dalam kegiatan tersebut, BPJS Kesehatan juga merekomendasikan faskes yang paling berdedikasi dalam memberikan pelayanan tertinggi bagi peserta JKN, sebagai berikut: Faskes tingkat pertama kategori Puskesmas, klinik swasta hingga RS terkemuka tipe A.