Houthi melawan roket Yaman-Israel dan menanggapi pemboman IDF di pangkalan militer Modiin di Ramallah
geosurvey.co.id – Serangan udara antara Tentara Yaman (YAF) yang terkait dengan Ansarallah (Houthi) dan Israel semakin intensif.
YAF pada Jumat (1/3/2025) dilaporkan merespons serangan besar Israel di Yaman dengan menargetkan pangkalan militer Israel (IDF) di Ramallah, Tepi Barat tengah.
Mengutip media Israel, IRNA melaporkan bahwa rudal Yaman menghantam pangkalan militer IDF di Ramallah di Wilayah Palestina.
Media Israel melaporkan pada hari Jumat bahwa sebuah rudal yang ditembakkan dari Yaman menghantam pangkalan militer Modiin di kota Ramallah di bagian barat.
“Militer Israel mengakui bahwa mereka tidak mampu mencegat roket-roket Yaman, mengumumkan bahwa roket tersebut telah memasuki wilayah udara Israel, dan mengatakan bahwa upaya telah dilakukan untuk melawan ancaman tersebut dan hasil dari upaya tersebut sedang dianalisis ‘sekarang’,” kata militer Israel. laporan mengatakan pada hari Jumat.
Selain itu, televisi Israel melaporkan 12 migran terluka saat mencari perlindungan dan sembilan lainnya dibawa ke rumah sakit karena ketakutan dan panik.
Setelah serangan roket, mereka beroperasi di bagian selatan al-Quds (Yerusalem) dan Tel Aviv, ibu kota Israel.
Laporan juga menunjukkan bahwa penerbangan di Bandara Ben Gurion telah ditangguhkan.
YAF telah menembakkan beberapa roket dan drone ke sasaran-sasaran Israel dalam beberapa hari terakhir sebagai bagian dari dukungan berkelanjutannya terhadap rakyat Palestina dan sebagai tanggapan atas serangan Israel terhadap negara tersebut.
Hal ini terjadi ketika rakyat Yaman terus menegaskan kembali komitmen mereka terhadap perjuangan Palestina, mendukung YAF dan bersumpah untuk mengakhiri kekerasan Israel di Jalur Gaza dalam protes yang berlangsung selama berminggu-minggu. Asap mengepul dari lokasi serangan udara Israel terhadap pembangkit listrik di ibu kota Yaman, Sana’a pada 19 Desember 2024. (AFP) Pengeboman Israel di Yaman
Setidaknya tujuh ledakan besar terdengar di selatan Aleppo, Suriah, demikian laporan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) pada Kamis (1 Februari 2025).
Observatorium mengatakan ledakan itu merupakan “serangan udara Israel terhadap pangkalan pertahanan di Aleppo selatan”.
Belum ada informasi apakah ada korban jiwa akibat serangan tersebut.
Televisi pemerintah Suriah juga melaporkan serangan Israel di Aleppo, namun tidak memberikan rinciannya, Arab News melaporkan.
Seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya mengatakan Israel menyerang lima gedung keamanan sekaligus.
“Serangan itu sangat dahsyat hingga mengguncang tanah, membuka pintu dan jendela.”
“Serangan paling dahsyat yang pernah saya dengar. Sepertinya bisa mengubah malam menjadi siang,” katanya.
Israel diketahui telah melakukan ratusan serangan terhadap aset militer Suriah sejak oposisi menggulingkan Bashar al-Assad pada awal Desember lalu.
Israel mengklaim serangan itu bertujuan untuk menjaga senjata agar tidak jatuh ke tangan musuh. 11 orang tewas setelah serangan drone Israel
Sebelumnya pada Minggu (29 Desember 2024), 11 orang tewas dalam serangan udara Israel di dekat Damaskus, Suriah, di kota Adra di pinggiran ibu kota.
Media Arab melaporkan, serangan drone Israel menghancurkan gudang senjata di rezim Bashar al-Assad.
Drone tersebut dilaporkan menembakkan dua rudal ke sebuah gudang di kawasan komersial.
Menurut laporan media pertama, setidaknya dua orang tewas.
Namun Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), menurut The Times of Israel, menyebutkan 11 orang tewas, sebagian besar adalah warga sipil.
SOHR melaporkan, terjadi ledakan di gudang senjata bekas rezim Assad.
Organisasi tersebut melanjutkan dengan mengatakan bahwa ledakan itu “disebabkan oleh serangan Israel”.
Menurut SOHR, warga sipil Suriah yang berada di area penyimpanan senjata terkadang berencana meledakkan isinya untuk mencegah serangan udara Israel yang dapat membunuh orang di area tersebut.
SOHR kerap dituduh melakukan pemberitaan palsu dan melebih-lebihkan jumlah korban.
Sementara itu, militer Israel belum mengomentari serangan tersebut.
Di tengah serangan Israel yang sedang berlangsung, pemerintah baru Suriah mengatakan tidak ada masalah dengan Tel Aviv.
Dalam wawancara dengan NPR, Kamis (26/12/2024), gubernur baru Damaskus, Maher Marwan, mengatakan Israel “mungkin takut pada beberapa faksi” saat resmi mengambil alih kekuasaan.
Menurut Marwan, hal inilah yang menjadi dasar serangan Israel ke Suriah.
“Jadi mereka berkembang sedikit demi sedikit, bom dan sebagainya,” kata Al Mayadeen.
“Kami tidak takut dengan Israel dan Israel bukanlah masalah kami,” tegasnya.
Marwan menambahkan bahwa pemerintahan baru Suriah tidak ingin “mencampuri apa pun yang dapat mengancam keamanan Israel atau negara lain.”
Marwan kemudian meminta Amerika Serikat (AS) menjadi perantara hubungan yang lebih baik antara pemerintah baru Suriah dan Israel.
“Kami mencari perdamaian dan kami tidak bisa melawan Israel atau siapa pun,” tutupnya.
(oln/irna/*)