geosurvey.co.id, JAKARTA – Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara dan ahli paru Profesor Tjandra Yoga Aditama menegaskan, wabah human metapneumovirus (HMPV) yang saat ini menyebar di China tidak sama dengan Covid-19.
“Banyak orang yang ‘menyamakan’ infeksi HMPV ini dengan Covid-19. Itu pernyataan yang salah,” kata Tjandra Yoga kepada wartawan, Sabtu (1/4/2024).
Profesor Tjandra mengatakan HMPV bukanlah virus atau varian baru.
HMPV telah ada selama beberapa dekade.
Covid-19 kini menjadi varian baru virus corona.
“Kalau gejalanya mirip, seperti batuk, demam, mungkin sesak napas, dan nyeri dada, dan kalau makin parah, mungkin perlu dirawat di rumah sakit. Perlu diingat, semua infeksi paru-paru dan saluran pernapasan punya gejala-gejala tersebut,” ujarnya. direktur studi pascasarjana di Universitas YARSI.
Ia juga mengatakan adanya kekhawatiran bahwa peningkatan kasus HMPV di China sama dengan peningkatan Covid-19, juga tidak benar.
Pasalnya, kasus infeksi saluran pernafasan semakin banyak, terutama pada musim dingin di negara dengan empat musim seperti China.
“Jadi tidak tepat jika kita terlalu cepat mengaitkan peningkatan kasus HPV dengan Covid-19, meski tentunya kita harus tetap waspada,” jelasnya. Asal Usul HMPV
HMPV pertama kali dilaporkan pada bulan Juni 2001 dalam jurnal ilmiah di Belanda bertajuk “A new found human pneumovirus yang diisolasi dari anak kecil dengan penyakit pernapasan.”
Berdasarkan temuan beberapa negara antara lain Norwegia, Romania, Jepang, dan tentunya China, para peneliti bahkan berasumsi bahwa HMPV sudah ada sejak puluhan tahun lalu.
Virus ini tidak hanya terdapat pada manusia saja, namun juga terdapat pada hewan atau hewan metapneumovirus.
AMPV ditemukan lebih awal, pada tahun 1978 di Afrika Selatan, yang pertama kali disebut Turkey Rhinotracheitis Virus (TRTV) dan kemudian menjadi AMPV Animal Metapneumovirus.
Ini adalah penyakit unggas yang terbagi menjadi empat subtipe dari A hingga D.
Para ahli berpendapat bahwa penyakit manusia yang disebabkan oleh HMPV tampaknya merupakan hasil evolusi AMPV subtipe C. (geosurvey.co.id/Rina Ayu)