Wartawan geosurvey.co.id, Fahdi Fahlavi melaporkan
geosurvey.co.id, JAKARTA – Penggunaan pembalut sekali pakai diyakini berdampak negatif terhadap kelestarian lingkungan.
Pernyataan tersebut disampaikan Universitas Katolik Indonesia (Unica) Atma Jaya Dr. Dosen Ekonomi dan Bisnis (FEB). Benedicta Avinia P, SE., MM.
Mendorong penggunaan pembalut yang lebih ramah lingkungan.
Selain untuk menjaga lingkungan, penggunaan pembalut diyakini dapat membuka peluang ekonomi bagi perempuan pembuatnya sehingga turut menopang perekonomian rumah tangga, kata Benedicta dalam keterangan tertulisnya, Jumat (27). /9/2024).
Hal itu diungkapkan Benedicta dalam acara edukasi bertajuk “Selamatkan Bumi, Selamatkan Reproduksi Perempuan” bagi remaja putri di SMPN 286 dan Kampung Muka.
Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya yang terkait dengan penggunaan pembalut wanita sekali pakai dan dampaknya terhadap lingkungan.
Dosen lain dalam program ini adalah Dr. Dosen Departemen Pendidikan dan Bahasa (FPB). Murniati Augustian, S.Pd., M.Pd, dan Instruktur Psikologi, Penny Handayani, S.Psi., M.Psi, Psikolog.
Pemaparan juga mencakup pendidikan seks bagi remaja perempuan, pengenalan sistem reproduksi perempuan dan bagaimana remaja mengelola keuangannya.
Simposium tersebut membahas dampak lingkungan dari limbah pembalut sekali pakai dan alternatifnya.
“Pembalut kain menjadi salah satu pilihan yang tidak hanya ramah lingkungan, tapi juga aman bagi kesehatan reproduksi,” ujarnya. Pesan utama dari kegiatan ini adalah dengan beralih ke pembalut, perempuan dapat berperan mengurangi sampah dan menjaga kesehatan reproduksinya.