geosurvey.co.id, JAKARTA – Perubahan suhu yang ekstrim dapat menyebabkan masalah kulit. Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, Subspesialis Dermato-Venereologi Anak, RS Pondok Indah Jakarta Selatan, dr. Triana Agustin, Sp. D.V.E, subsp. D.A mengatakan, suhu tinggi atau rendah dapat menyebabkan berbagai penyakit kulit.
Beliau juga menjelaskan beberapa kondisi kulit yang dipengaruhi oleh suhu panas dan dingin. Pertama, miliaria atau berkeringat. Penyakit kulit ini biasanya muncul dengan suhu yang tinggi.
Miliaria atau biang keringat (muncul) karena memang dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu udara hangat dan kelembapan tinggi, ujarnya dalam jumpa pers virtual, Minggu (10/11/2024).
Bukan hal yang aneh jika anak-anak banyak berkeringat di musim panas. Biang keringat juga bisa terjadi jika lingkungan bayi tidak kondusif, seperti ventilasi yang buruk.
Sehingga menyebabkan keringat berlebih. Sementara itu, bisa saja terjadi penyumbatan pada kelenjar keringat, imbuhnya.
Dr. Lebih lanjut Triana mengatakan, ada juga penyakit kulit yang terkena dampak banjir saat musim hujan. Saat banjir, banyak penyakit menular yang menyerang kulit anak-anak.
Lagipula, anak-anak biasanya banyak bermain saat banjir. Padahal kita tahu bahwa air banjir mudah membawa bakteri penyebab infeksi.
Nah, salah satu penyakit yang bisa terjadi adalah impetigo. Penyakit kulit ini merupakan infeksi kulit menular yang terutama menyerang bayi dan anak-anak.
Infeksi ini ditandai dengan munculnya bintik-bintik merah dan lecet pada kulit, terutama pada wajah, tangan, dan kaki. Ketiga, suhu yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kambuhnya dermatitis atopik atau eksim.
Dermatitis atopik sebenarnya bisa disebabkan oleh banyak faktor, termasuk alergi. “Dia (pasien) ada mekanisme alergi yang mendasari interaksinya dengan lingkungan, misalnya suhu terlalu tinggi. Sehingga menimbulkan banyak keringat sehingga bisa menyebabkan kambuhnya dermatitis atopik,” jelasnya.
Selain suhu yang terlalu tinggi, suhu yang rendah juga dapat menyebabkan kambuhnya dermatitis atopik. Misalnya, anak-anak dibawa ke luar negeri yang sedang musim dingin. Saat musim dingin, kelembapan kulit menjadi rendah.
Kondisi ini juga dapat menyebabkan terjadinya dermatitis atopik. Selain itu, perubahan suhu yang tiba-tiba juga dapat menyebabkan kambuhnya dermatitis atopik atau eksim.
“Perubahan suhu secara tiba-tiba dari hangat ke dingin lalu dari dingin ke panas dapat menyebabkan dermatitis atopik,” tutupnya.