BERITA TRIBUN.
MAS bilang dia mendengar rumor saat dia tidur.
Ya, saat pertama kali diperiksa, tidak bisa tidur, lalu ada yang berbisik-bisik, kata Kepala Reserse Kriminal Metro Jaya Gogo Galesung usai olah TKP, Sabtu (30). (11/2024) sore hari.
Meski demikian, penyidik masih terus mendalami keterangan awal korban soal bisikan-bisikan berujung pembunuhan.
“Kami masih menyelidikinya dan belum bisa menyimpulkan penyebabnya,” jelasnya.
Sementara berdasarkan data keamanan di Perumahan Taman Bona Inda, Lebak Bulus, Guntur menemukan MAS merupakan penyakit.
Menurut Guntur, MAS malah mengulang-ulang kata ‘sakit’.
“Saya sakit, ‘Sakit apa? Mabuk?’ Bukan, saya sakit. Saya tidak tahu penyakitnya apa. Saya tidak tahu apakah itu gangguan jiwa,” kata Guntur. Usai kutipan TribunJakarta.com, Senin (2/12/2024), awak media kembali mengulang pembicaraannya dengan MAS.
Para ahli menduga dia menderita psikosis paranoid
Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala menduga MAS mengidap psikosis paranoid.
Menurut Adrianus, karena berdasarkan pemeriksaan awal polisi, MAS mengaku mendengarkan ranting-ranting tersebut sebelum membunuh korban.
Paranoia (psikosis) ditandai dengan rasa curiga, atau dengan kata lain delusi berupa orang yang berbisik-bisik dan menyuruh membunuh, kata Adrianus, seperti dikutip Kompas.com, Minggu (1/12/2024).
“(Berbisik) ada musuh di depanmu, atau ada kucing di depanmu yang bisa dibunuh,” imbuh Hadrianus.
Saat itu, MAS tidak bisa menahan bisikan yang didengarnya, sehingga ia menuruti perintah.
Adrianus mengatakan, jika MAS terbukti mengalami masalah tersebut, maka tidak bisa dihukum.
Yang paling penting untuk diperhatikan, jika dia psikotik, dia tidak bisa bersalah atas kejahatan tersebut, kata Adrianus.
MAS beberapa kali menangis dan menyatakan penyesalannya selama persidangan
MAS pun beberapa kali menangis dan mengaku meminta maaf saat ditanya penyidik Polda Metro Jaya.
Hal itu diungkapkan Kapolda Metro Jaya, Kompol Paul Ade Rahmat Idnal.
“Iya (menangis) dan beberapa kali minta maaf. Kasihan sekali yang bersangkutan,” kata Ade, Senin (2/12/2024).
Ade mengatakan, hingga saat ini polisi belum bisa memastikan alasan pasti MAS membunuh ayah dan neneknya serta menikam ibunya.
Sebab, menurut Ade, MAS biasanya berperilaku baik berdasarkan hasil ujian.
Ade mengatakan timnya akan bekerja sama dengan psikolog untuk mengetahui alasan di balik pembunuhan MAS.
“Orang yang cocok adalah anak yang santun, disiplin dan patuh kepada orang tuanya, serta jauh dari sifat pemarah.”
“Kita belum bisa menyimpulkan sepenuhnya bahwa nantinya psikiater Apsifor akan menjadi ahli,” kata Ade.
Ade pun menjelaskan situasi terkini MAS pasca peristiwa pembunuhan tersebut.
Menurutnya, MAS kini bisa berdiskusi dan menjawab berbagai pertanyaan.
Dia dicurigai tetapi tidak ditangkap
Kepala Divisi Hubungan (Kasi) Polda Metro Jaya AKP Nurma Dewey membenarkan, MAS (14) tersangka pembunuhan ayah dan neneknya di Kilandak, berstatus tersangka.
Iya, tersangka dipersangkakan dengan Pasal 338 Subsidi 351, kata Nurma kepada wartawan, Senin (2/12/2024).
Karena anak tersebut berhadapan dengan hukum (ABH), tersangka tidak ditahan di Polres Jakarta Selatan, melainkan ditempatkan di bagian kesejahteraan.
“Di brankas untuk anak-anak,” katanya.
Motif pembunuhan tersebut belum dapat ditentukan.
Menurutnya, direktur kepolisian dan guru sedang mencari informasi dari pihak pendidikan MAS.
Polisi akan membantu korban meski berada di tempat yang aman.
MAS menikam ayah APW (40) dan nenek RM (69) di rumahnya pada Sabtu (30/11/2024) pukul 01.00 WIB.
Pelaku juga mencoba membunuh ibunya (40).
Namun, setelah melompati pagar, bocah tersebut berhasil selamat dengan pisau tersebut.
Akibat penikaman tersebut, ayah dan nenek pelaku meninggal dunia karena kehabisan darah.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Kisah MAS Usai Bunuh Ayah dan Nenek, Korban Tersenyum di Postingan Terakhir.
(geosurvey.co.id/Milani) (TribunJakarta.com/ Jaycee Rahman)