geosurvey.co.id, JAKARTA – Sistem sanitasi yang baik dan terawat berperan penting dalam mencegah epidemi atau wabah. Wakil Menteri Kesehatan, Prof. Dr. Dante Saksono Harbuwono, mengatakan bahwa ‘Black Death’ atau penyakit pes yang dibawa oleh tikus pada tahun 1347-1352 dan menewaskan jutaan orang di Eropa, Asia dan Afrika Utara disebabkan oleh masyarakat miskin. sanitasi.
“Jadi kalau kita tidak ingin wabah ‘Black Death’ terulang kembali, kita perlu memperbaiki sanitasi di masyarakat,” ujarnya saat menjadi pembicara pada acara penganugerahan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), Sehat. Terminal bandara dan pekerjaan persiapan makanan tetap pada tahun 2024, akan berlangsung di Hotel St. Regis Jakarta, Rabu (11/12/2024).
Mengutip Yuval Noah Harari dalam buku Homo Deus, Dante mengatakan kematian dalam sejarah manusia disebabkan oleh tiga hal, yakni kelaparan, wabah penyakit, dan perang. Dari ketiga hal tersebut, berjangkitnya penyakit dapat dicegah dengan menjaga kebersihan dengan baik.
“Ini menunjukkan bahwa jumlah orang yang meninggal akibat epidemi ini sama dengan jumlah orang yang meninggal dalam perang. “Beneran, sebentar lagi,” tambah Dante.
Ia juga mengatakan bahwa sistem sanitasi yang sehat bukanlah sesuatu yang unik. Namun merupakan gerakan bersama masyarakat dan upaya multisektor yang melibatkan kolaborasi berbagai pihak, antara lain Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR, Bappenas, dan Kementerian Dalam Negeri.
“Tahun depan saya perintahkan Dirjen P2P untuk melakukan kegiatan evaluasi hasil setelah sanitasi membaik, apakah angka diare menurun, apakah angka penyakit menular menurun dan sebagainya,” lanjutnya.
Direktur Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI Anas Maruf mengatakan, penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) ini merupakan wujud dukungan dan komitmen Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam mencapai pembangunan kesehatan di daerah. . kesehatan lingkungan, yang sejalan dengan RPJMN dan SDGs 2030.
Begitu juga dengan peningkatan kesehatan masyarakat baik di tingkat nasional, provinsi, regional, dan perkotaan, hingga tingkat terkecil yaitu desa dan kepala daerah, kata Anas.
Anas menambahkan, penghargaan STBM diberikan melalui proses seleksi yang ketat. Langkah-langkah ini mencakup peninjauan dokumen, studi lapangan dan konsultasi dengan kelompok menteri, organisasi dan mitra pembangunan.
Penghargaan STBM diberikan kepada salah satu gubernur yang berhasil menyelesaikan Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS) di seluruh daerah, yaitu Gubernur Jawa Tengah. Penghargaan juga diberikan kepada 42 kabupaten/kota yang pada tahun 2024 berhasil mentransformasikan karakter masyarakat menjadi Sanitasi Total Berbasis Komunitas dalam tiga tahap yakni primer, menengah, dan paripurna.
Rinciannya, ada 23 kabupaten/kota pada tahap primer, 15 kabupaten/kota pada tahap menengah, dan 4 kabupaten/kota pada tahap paripurna. Kedua, penghargaan stasiun dan bandara sehat diberikan kepada 30 stasiun dan 26 bandara yang berhasil mencapai keberhasilan kesehatan lingkungan dengan indikator aman, nyaman, bersih, dan sehat.
Ketiga, penghargaan program keamanan pangan diberikan kepada dua daerah berkembang dan 10 kabupaten/kota yang melakukan upaya cepat dalam penerbitan Sertifikat Higiene Kesehatan (SLHS) dan Label Higiene Pangan (HSP).