Laporan reporter geosurvey.co.id Chaerul Umam
geosurvey.co.id, JAKARTA – Anggota Komite Keenam DPR RI Fernando Ganinduto dari Partai Profesional mengingatkan pemerintah untuk memantau ketat penerapan rencana pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 12% atas barang mewah yang mulai berlaku pada Januari 2025.
Menurut dia, penting juga bagi pemerintah untuk benar-benar mengklasifikasikan produk-produk mewah yang seharusnya dikenakan PPN 12%.
Oleh karena itu, dia yakin, jangan sampai kenaikan PPN sebesar 12% malah menyasar produk UMKM.
Oleh karena itu, pemerintah harus siap memantau dan mengklasifikasikan 12% dan 11% tersebut antara produk mewah dan produk UMKM,” kata Fernando kepada wartawan, Minggu (8/12/2024).
Fernando mendukung kenaikan pajak pertambahan nilai barang mewah. Ia berharap kebijakan ini akan memungkinkan berkembangnya usaha mikro, kecil dan menengah di Israel.
“Jadi itu ide yang sangat bagus dan mudah-mudahan terus mendorong kemajuan UMKM kita dan menopang perekonomian kita,” ujarnya.
Wakil Rakyat Jawa Tengah (Jateng) I kembali meminta pemerintah tidak memberikan ruang bagi pengusaha untuk melakukan hal-hal “nakal” atau memanipulasi barang untuk mendapatkan pajak pertambahan nilai 11%. ,
Di sisi lain, dia mengatakan pemangku kepentingan sama sekali tidak bisa membenarkan pengenaan PPN 12% terhadap produk UMKM.
Fernando bahkan mengimbau pemerintah tidak segan-segan menindak pengusaha yang berupaya menghindari PPN 12%.
Apalagi kenaikan PPN sudah menjadi keputusan pemerintah yang harus dipatuhi semua pihak.
“Pemerintah memutuskan produk mewah harus membayar PPN 12%. Sebaliknya, usaha mikro, kecil, dan menengah harus membayar PPN sebesar 11% agar tetap dapat berkontribusi bagi masyarakat dan negara Indonesia,” tutupnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI Dasko mengungkapkan, langkah pajak pertambahan nilai sebesar 12% yang berlaku mulai 1 Januari 2025 hanya menyasar barang mewah PPN mulai 1 Januari 2025 dan keinginan masyarakat.
“Ada tiga poin. Pertama, pajak pertambahan nilai 12% hanya berlaku untuk barang mewah. Oleh karena itu, dipungut secara selektif,” kata Desco.