geosurvey.co.id, JAKARTA – Crazy rich Helena Lim tidak bisa menghadiri sidang kasus korupsi terkait perdagangan komoditas timah di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pusat (Tipikor) Jakarta, Rabu (18 September 2024) karena sakit leher.
Setelah pengusaha kaya raya Pantai Indah Kapuk (PIK) itu mengaku menderita sakit leher, majelis hakim menunda sidang kasusnya hingga Hakim Ketua Rianto Adam Pontoh memeriksanya jelang sidang lanjutan kondisi perkara korupsi. Kerugian negara mencapai Rp300 triliun.
“Terdakwa, apakah Anda baik-baik saja?” tanya Hakim Pontoh di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (18 September 2024).
Helena kemarin mengenakan pakaian serba hitam dan mengaku mengalami kram pada otot lehernya.
“Aku merasa tidak enak badan karena otot leherku kram,” jawab Helena.
Saat ditanya apakah dirinya bisa menghadiri sidang, Helena mengaku tidak bisa menoleh karena sakit leher.
“Bisakah Anda menghadiri sidang?” tanya hakim lagi.
“Tidak bisa memalingkan muka,” kata Helena.
Helena Lim merasakan sakit leher jika duduk terlalu lama
Helena Lim juga meminta hakim untuk tidak mengikuti persidangan karena kondisi kesehatannya.
Usai mendengarkan pembelaan, hakim meminta Helena membicarakan masalah tersebut terlebih dahulu dengan tim penasihat hukumnya.
Usai berdiskusi dengan tim kuasa hukumnya, Helena tetap meminta untuk tidak menghadiri sidang karena cedera leher yang dialaminya.
“Bagaimana sikapmu?” tanya hakim.
Tim kuasa hukum Helena mengatakan: “Setelah berdiskusi, dan mungkin dengan persetujuan majelis, jika terdakwa mengaku bersalah, mengingat kondisi leher terdakwa, maka ia tidak akan hadir dalam sidang ini.”
“Saya bertanya kepada Yang Mulia tadi apakah di sini (leher) sakit setelah duduk lama, maka sebaiknya berbaring,” imbuhnya.
Hakim akhirnya mengizinkan Helena untuk melewatkan sidang hari ini.
Pertimbangan hakim, sesuai ketentuan KUHAP, terdakwa tidak bisa diperiksa jika dalam keadaan sakit.
“Ini bukan karena saya mau karena saya harus mematuhi KUHAP. Saya tidak bisa melanjutkan hari ini karena saya sakit. Pemeriksaan saudara akan dilakukan Rabu dan Kamis depan,” kata Hakim Ponto.
“Siap Yang Mulia.” Ucap Helena.
“Perkara terdakwa Helena dinyatakan selesai dan ditutup,” kata hakim sambil mengetukkan palu.
“Terima kasih, Yang Mulia,” jawab Helena.
Helena kemudian berdiri dari dermaga dan meninggalkan lapangan.
Apakah leher kaku berbahaya? Ilustrasi Gejala Leher Kaku (IST)
Lantas seberapa berbahayakah kejang pada otot leher Helena hingga membuatnya tidak bisa menoleh?
Dari berbagai sumber, leher kaku dan nyeri umumnya tidak perlu dikhawatirkan.
Kebanyakan orang mungkin mengalami leher kaku, terutama saat bangun di pagi hari atau setelah melakukan aktivitas berat.
Leher kaku seringkali disertai gejala lain, seperti nyeri leher, kesulitan menggerakkan leher, sakit kepala, dan nyeri bahu atau lengan.
Namun pada beberapa kasus, gejala ini mungkin terjadi karena cedera otot leher atau masalah kesehatan yang serius.
Jadi bagaimana Anda mendeteksi tingkat nyeri leher yang berbahaya?
Tentunya Anda perlu memahami terlebih dahulu penyebab pasti dari leher kaku yang Anda alami.
Stres bisa menjadi pemicunya
Leher kaku yang tidak berbahaya biasanya hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari atau sekitar seminggu.
Meski bisa sembuh dengan sendirinya, namun perlu diwaspadai jika terus berlanjut atau disertai gejala lain, karena bisa jadi disebabkan oleh kondisi medis tertentu, kata Alodokter. Ilustrasi kesehatan mental. (gambar gratis)
Secara umum, penyebab paling umum dari leher kaku adalah ketegangan atau keseleo pada otot leher.
Selain itu, kondisi medis tertentu juga bisa menyebabkan leher kaku, seperti keseleo atau stres.
Mengapa stres menyebabkan leher kaku?
Stres dan rasa cemas berlebihan juga bisa menyebabkan leher kaku.
Pengencangan otot akibat stres mungkin saja terjadi pada otot leher. Akibatnya, Anda mungkin mengalami nyeri dan kaku di leher dan bagian tubuh lainnya.
Stres juga dapat memengaruhi cara seseorang menghadapi rasa sakit. Menurut penelitian, stres dapat menyebabkan seseorang menjadi lebih sensitif terhadap rasa sakit (hiperalgesia).
Selain itu, kondisi lain yang dapat menyebabkan leher kaku, antara lain osteoporosis, spondylosis serviks, stenosis tulang belakang, tumor, dan kanker tulang belakang.
Perawatan diri dapat menyembuhkan leher kaku
Tidak diperlukan pengobatan untuk meredakan kekakuan leher.
Dalam beberapa kasus, gejala leher kaku dapat hilang dalam waktu 2-3 minggu dengan perawatan mandiri di rumah.
Ada beberapa cara sederhana yang bisa Anda gunakan untuk meredakan sakit leher.
Salah satu yang dapat dilakukan adalah mengelola stres melalui yoga atau meditasi.
Perbanyak istirahat dan kurangi aktivitas berat.
Oleskan kompres panas atau dingin ke leher.
Regangkan dan hindari ketegangan pada leher Anda.
Hanya jika upaya tersebut tidak membuahkan hasil, sebaiknya Anda mengonsumsi obat pereda nyeri seperti parasetamol atau ibuprofen.
Gunakan gel, krim, atau koyo pereda nyeri, seperti yang mengandung ibuprofen atau natrium diklofenak.
Gunakan bantal yang nyaman saat tidur.
Jangan tidur dengan kepala tertunduk atau terlalu tinggi. Pastikan kepala dan seluruh tubuh Anda berada dalam satu garis lurus saat Anda berbaring.
Pijat lembut leher dan bahu Anda untuk mengendurkan otot.
(geosurvey.co.id, Fahmi Ramadhan/Anita K wardhani/Berbagai sumber)