geosurvey.co.id – Presiden Prabowo Subianto diminta mencopot Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah dari jabatan Utusan Khusus Presiden untuk Kesatuan Umat Beragama dan Pembangunan Tempat Keagamaan setelah ia mengejek seorang penjual es teh asal Kabupaten Magelang bernama Sunhaji.
Dorongan itu tercermin di kolom komentar akun Instagram @presidenrepublikindonesia dan akun pribadi Prabowo @prabowo.
Rabu (12/4/2024), warganet menaikkan tagar #COPOTGUSMIFTAH menjadi #BOIKOTGUSMIFTAH yang meminta agar Prabowo mencopot Gus Miftah, berdasarkan tindak lanjut geosurvey.co.id.
Selain itu, salah satu pesan tersebut juga menggaungkan berbagai komentar warganet yang menyerukan agar Prabowo mencopot Gus Mifta dari jabatannya.
“Tolong hapus Miftah,” kata akun bernama @jiiouu_.
Pak, segera pecat Gus Miftah, kata akun @koalisi.indonesia.maju.
“Pak, tolong pecat saja Miftha,” kata akun @tdwianti.
Pak Ujang Komarudin, Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan mengatakan tentang tekanan tersebut.
Saat ditanya, Pak Ujang menegaskan, pencopotan Gus Miftah merupakan hak prerogratif Presiden Prabowo.
Lebih lanjut, dia mengatakan jika Pak Gus Miftah memutuskan mundur dari jabatan Utusan Khusus Presiden, itu hak pribadinya
Silakan tanyakan kepada pihak berwajib apakah GM (Gus Mifta) akan mengundurkan diri.
“Pecat atau tidak, itu hak prerogratif Presiden,” ujarnya kepada geosurvey.co.id, Rabu (12/4/2024).
Apalagi, saat ditanya apakah dirinya mengetahui Gus Miftah yang mengejek penjual es teh tersebut, Prabowo mengaku tidak mengetahuinya.
Katanya, “Saya belum mendapat konfirmasi dari Presiden.”
Selain itu, Ujang juga tidak mengetahui rencana Prabowo membiayai perdagangan Sunhaji yang dicemooh oleh Gus Miftah.
Sekadar informasi, Prabowo dikabarkan berencana memberikan pendanaan melalui unggahan akun Partai Gerindra pada Selasa (12/3/2024).
“Saudaraku, saya masih belum tahu (kapan Prabowo akan memberikan dana).
Sebelumnya, video Gus Miftah menghina penjual es teh saat khutbah tabligh akbar di Magelang, Jawa Tengah, viral di media sosial.
Pertama, Gus Miftah bertanya kepada penjual es teh tentang produknya.
“Es teh kamu? Masih? Ya Cono Dior *** (Masih banyak minum es teh? Masih ya, sedang dijual. Lalu disensor),” kata Gus Mifta dari panggung ke panggung. Penjual es teh.
“Dol’en ndisik ngko lak rung payu, wis, takdir (jual dulu, kalau tidak laku ya takdir),” lanjutnya.
Penghinaan yang disebut Gus Miftah lucu itu pun membuat jemaah yang hadir tertawa.
Di saat yang sama, kamera video melihat ke arah pria penjual es teh yang terdiam sambil memegang teh dingin.
Saat video tersebut dipublikasikan, akun Instagram Gus Mifta langsung dibanjiri kritik dari netizen.
Penghinaan tersebut disampaikan warganet dengan mengunggah video dirinya sedang membeli barang dari pedagang saat khutbah.
Hingga Rabu 12 April 2024, komentar fitnah netizen terhadap unggahan video tersebut mencapai 370.000. Gus Miftah menemui penjual es teh Sunhaji dan Sun Haji dan meminta maaf.
Usai video penghinaan itu viral, Gus Mifta langsung menemui Sunhaji di kediamannya di Grabagh, Kabupaten Magelang, Rabu.
Gus Miftah mengaku kepada Sunhaji bahwa apa yang disampaikannya di media sosial hanyalah sebuah lelucon dan tidak bermaksud menghinanya.
“Yang saya maksud untuk melucu saat itu adalah kesalahpahaman. Tapi terserah, saya minta maaf kepada Soo-Haji Kang,” ujarnya dalam video yang diposting Rabu di akun Instagram @magelang_raya.
Sunhaji pun mengaku sudah memaafkan Gus Miftar atas ucapannya tersebut.
Gus Miftah pun menjanjikan pembacaan di kediaman Sunhaji di Grabag, Kabupaten Magelang.
Ia menjelaskan, “Aku akan memainkannya di rumahmu, jadi kamu bisa menceritakannya di sini. Dadi akan menjadi tuan rumah dan penjual es teh yang baik.”
Gus Miftah berkata, “Makane lek golek kurma ben lek iso ngaji (Cepat tentukan tanggalnya agar Makane bisa segera mengaji).
Selain itu, Gus Mifta mengatakan Sonhaji kerap berjualan es teh di salonnya.
“Jadi dia sering berbisnis kalau saya mengaji. Di Purworejo juga sama,” jelasnya.
(geosurvey.co.id/Yohane Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Gus Miftah dan kontroversinya