geosurvey.co.id, JAKARTA – Asosiasi Pengguna Jasa Maskapai Penerbangan Indonesia (APJAPI) menilai kebijakan pemerintah menurunkan harga tiket pesawat saat libur Natal dan Tahun Baru tidak banyak memberikan dampak bagi penumpang.
Hal ini disampaikan Wakil Ketua APJAPI Shulkan Soprano berdasarkan hasil survei harga tiket di Nataru tahun 2024/2025.
Berdasarkan survei, terdapat 50 persen penumpang pesawat yang sebagian besar pulang kampung dan mengunjungi teman/keluarga sebesar 18 persen.
Namun, para penumpang pesawat tidak merasakan manfaat signifikan dari penurunan harga tiket tersebut.
“(Sebanyak) 69 persen penumpang melaporkan harga tiket tidak jauh berbeda (sama dan/atau sedikit lebih murah) dibandingkan harga tiket sebelum kebijakan dikeluarkan,” kata Shulkan di Gedung Soho, Jakarta Selatan. pada Rabu (22 Januari 2025).
Meski begitu, kata Shulken, 18 persen penumpang memang mengalami penurunan harga tiket pesawat. Mereka menyatakan harga tiket pesawat jauh lebih murah dibandingkan sebelum kebijakan dikeluarkan.
“12 persen penumpang mengatakan harga tiket lebih mahal dibandingkan harga tiket sebelum mengambil kebijakan,” lanjutnya.
Selain itu, 66 persen penumpang menyatakan akan terus terbang tanpa pengaruh kebijakan pemerintah, dan 34 persen penumpang menyatakan tidak akan terbang jika kebijakan tidak ada.
“46 persen penumpang menyatakan akan tetap terbang dengan maskapai yang sama, hal ini menunjukkan bahwa maskapai tersebut cukup berhasil dalam membangun loyalitas pelanggan,” ujarnya.