Demikian dilansir reporter TribuneNews24.com, Indrapta Pramudhiaz
geosurvey.co.id, JAKARTA – PT ASDP Indonesia Ferries (Persero) bermitra dengan Bank Indonesia (BI) untuk memanfaatkan produk dan layanan lintas batas negara dalam pendistribusian Rupiah.
Kemitraan ini bertujuan untuk mengefektifkan pendistribusian rupiah di Indonesia, termasuk masyarakat miskin, lintas negara dan regional (3T).
Penandatanganan Nota Kesepahaman Penggunaan Barang dan Jasa Dalam Pendistribusian Rupee Lintas Batas antara BI dan ASDP berlangsung pada Rabu (12/11/2024) di Auditorium Kantor Pusat ASDP.
Kesepakatan tersebut dihadiri oleh Direktur Utama ASDP Heru Widodo dan Kepala Departemen Pengelolaan Keuangan BI Marlison Hakim.
Heru mengatakan kemitraan tersebut merupakan bentuk nyata kolaborasi antara transportasi dan keuangan.
“ASDP mendukung bisnis inti Bank Indonesia sebagai satpam dengan memberikan solusi keuangan melalui layanan yang andal dan tepat waktu,” kata Heru dalam keterangannya.
Sebagai perusahaan pelayaran nasional, ASDP memiliki jaringan yang tersebar di seluruh Indonesia dengan 27 cabang, 37 pelabuhan, 220 kapal Ro-Ro dan 309 penyeberangan.
Jalur praktis seperti Merak-Bakauheni, Ketapang-Gilimanuk, dan Padang Bai-Lemba berperan penting dalam mendukung distribusi pendapatan di wilayah setempat.
Kerja sama tersebut direncanakan agar pendistribusian uang dapat dilakukan secara cepat dan efisien ke seluruh pelosok tanah air.
Kemitraan juga dilakukan untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal.
Heru mengatakan kelompoknya yakin kemitraan ini tidak hanya membantu dalam hal pembagian uang.
Namun hal tersebut ditandai dengan adanya kerjasama berbagai institusi yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Dengan jaringan transportasi yang kita miliki, penyaluran rupee bisa menjangkau daerah-daerah yang sulit dijangkau,” kata Heru. Peran BI adalah memenuhi kebutuhan masyarakat
Marlison Hakim mengatakan, sebagai bank sentral, BI berperan penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Ini bagian dari kelanjutan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi serta peningkatan pembayaran,” ujarnya.
Wilayah kepulauan Indonesia yang tersisa, Marlison, tentu mempunyai permasalahan serius.
Hal tersebut antara lain kondisi geografis, demografi, dan infrastruktur yang belum sepenuhnya terintegrasi.
Ia mengatakan, peran dan tanggung jawab Bank Indonesia sangat besar mengingat setiap sentimeter tanah di NKRI wajib menyediakan uang.
“Tidak hanya di kota-kota besar, tapi di kawasan 3T,” kata Marlison.
Ia menambahkan, kebutuhan remitansi kepada masyarakat Indonesia sangat besar dan mendorong BI untuk terus melanjutkan kerja sama
Kerjasama khusus dengan operator angkutan untuk menunjang angkutan truk.
“Kami melihat potensi dari banyaknya layanan ASDP dalam mendukung penyaluran dana yang tepat waktu dan efisien,” kata Marlison.
Berdasarkan dokumen BI, aktivitas remitansi di Indonesia terutama ditopang oleh akses transportasi laut sebesar 60%.
Kini 30 persennya merupakan angkutan darat dan 10 persen sisanya merupakan moda transportasi lain.
Marlison memandang layanan lintas batas ASDP penting.
ASDP tidak hanya mengoperasikan jaringan distribusi di kota-kota besar.
Contohnya adalah jalur Merak-Bakauheni yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.
Terakhir, Ketapang-Gilimanuk menghubungkan Jawa dan Bali dan Padang Bai – Selamat menghubungkan Bali dan NTB.
Namun layanan ASDP juga dapat menjangkau wilayah 3T yang tidak dapat diakses melalui jalur darat maupun udara.
Oleh karena itu, pada tahun ini kami bergabung dengan ASDP dalam ekosistem remitansi nasional di Indonesia, kata Marlison. Memperkuat peran ASDP
Lebih lanjut Heru menyatakan, selain mendukung krisis ekonomi, kemitraan ini juga memperkuat peran ASDP sebagai mitra pemerintah dalam memperkuat infrastruktur transportasi.
ASDP berkomitmen memberikan layanan berkualitas yang memenuhi kebutuhan BI.
Hal ini mencakup keamanan dan kenyamanan saat melahirkan.
“ASDP berterima kasih kepada Bank Indonesia yang telah mempercayai kerjasama ini,” jelas Heru.
“Kedepannya ASDP akan terus memperluas perannya dalam mendukung pembangunan negara dengan memperkuat hubungan dan inovasi di bidang pelayanan,” tutupnya.