
Tribunu.com, Tangerang – Kota Tangerang telah dibanjiri setelah hujan lebat, yang telah meningkat dari Selasa (28/28/2025).
Lima subdivisi banjir adalah Bedaa, Periyuk, Cipondo dan Uwung Jaya Village dan Jatuang District.
Ratusan arus (kk) untuk menggunakan pemindahan dan mengamankan tempat untuk mengamankan diri.
Walikota Akting Tangareng (PJ), Dr. “Noordin Wednesday (29/2025),” level air adalah 20 cm hingga 100 cm.
Nordin menjelaskan, logistik membantu ratusan penduduk yang terkena dampak partai mereka.
Selain itu, Badan Manajemen Bencana Regional (BPBD), PP STPOP, Layanan Sosial atau Dinos dan Kantor Kesehatan (Dinks) juga telah ditunjuk untuk membantu para korban banjir.
Berbagai OPD secara langsung menurun untuk memindahkan warga untuk mengikuti status peringatan darurat paksa dari bencana hidrometer.
“Kami telah melihat tempat banjir sejak tadi malam dan ditinjau secara langsung. Hujan insya Allah dicurahkan, dan lebih cepat akan berkurang.”
“Logistik, seperti Alhamedella, teman -teman staf bersama, terutama makanan, minuman dan selimut dan obat -obatan, dapat datang dengan cepat dan pada waktu yang tepat,” katanya.
Komunitas Noordin selalu diundang untuk mempertahankan dan meningkatkan kewaspadaan mereka dan segera melaporkan jika mereka dihadapkan dengan keadaan darurat dan bencana.
“Teman -teman selalu berdiri dan bersiap -siap untuk menerima Call Center 112 atau Luxa yang mulus dan 24 jam akan siap menerima laporan.” (M28)
Salah satu pengungsi, Halima, mengatakan bahwa lebih dari 25 korban banjir telah berlindung di pos Cabaron Pemban. Banjir di Tangareng – Rawa Bokor, Distrik Benda, Kota Tangarang, Bonton, Flood, Rabu (29/29/2025). Di Tangareng City, banjir telah mencapai 5 sub -tekad, termasuk Bedaa, Periyuk, Cipondo dan Uwung Jaya Village dan Jatiung District. (City News/Gilbert Sam Sandro)
“Penduduk Cabaran Fighting Post telah dipindahkan dan distrik Botan memiliki lebih dari 25 orang sejak tadi malam,” kata Haleema.
“Ada banyak warga dari banjir, tetapi mereka memilih untuk tinggal di rumah mereka atau pindah ke saudara mereka,” katanya.
Tadi malam dari tadi malam, lusinan penduduk telah pindah ke lusinan penduduk karena tempat tinggal mereka berada di atau di atas pinggang tua atau pada orang tua.
Ini karena Flash karena tadi malam dekat dengan sungai dekat penduduk penduduk dan merendam pangkalan.
“Kami telah mengevakuasi diri sejak tadi malam, karena banjir tumbuh terlalu cepat dan basah kuyup di rumah,” katanya.
Bukan karena banjir bagi penduduk yang memilih untuk tinggal di rumahnya.
Tapi banjir rumah -namanya masih belum menyentuh area tempat tidur dan dapur.
“Warga yang tidak ingin hidup dan pindah biasanya tidak merendam tempat tidur mereka. Jadi masih aman untuk tidur atau relaksasi.”
Menurut Halima, mereka tidak lagi mengalir dengan lusinan penduduk lain (1/31/2025) di kamp -kamp pengungsi, dengan catatan pada hari Jumat (1/31/2025).
Selama lowongan pengungsi, lusinan penghuni menerima makanan dan peralatan untuk tidur dari banyak alat regional (OPD) di Kota Tangarang.
“Alhamedella, pemerintah telah mempertimbangkan kita karena sejak tadi malam, keadaan kesehatan ilahi telah ditinjau, maka Dinsos berada di tengah -tengah makanan dan kebutuhan lainnya,” jelasnya.
“Biasanya kita melarikan diri selama 3 hari. Tunggu sampai banjir berkurang. Kita bisa menyelesaikan rumah dan menyelesaikan rumah.”
Laporan Reporter: Gilbert SEM Sandro | Sumber: Berita Kota