Seperti dilansir geosurvey.co.id, jurnalis Eko Sutriyanto
geosurvey.co.id, JAKARTA – Kebersihan yang baik menjadi landasan penting bagi kesehatan dan kenyamanan di lingkungan sekolah tempat anak menghabiskan waktu belajar dan berkomunikasi setiap hari.
Di Indonesia, kondisi toilet di sekolah dasar masih menjadi permasalahan yang memerlukan banyak perhatian.
Banyak sekolah yang memiliki toilet yang tidak dilengkapi dengan baik dan tidak dirawat dengan baik, sehingga hal ini tidak hanya mengganggu tetapi juga merupakan ancaman bagi kesehatan anak-anak.
Sanitasi sekolah Pada tahun 2022, 71% institusi pendidikan, atau setara dengan 27 juta anak di Indonesia, berada di bawah tingkat air dan sanitasi (WASH) dan hanya 28% yang mempunyai akses terhadap layanan kebersihan dasar, sedangkan 1% sisanya tidak terjangkau. . .
Untuk mengatasinya, pemerintah telah mengambil beberapa langkah dan inisiatif untuk mencapai tujuan layanan WASH 100% untuk semua anak pada tahun 2030.
Di Kabupaten Subang, saat ini hanya terdapat 20 persen toilet di sekolah yang memenuhi kebutuhan kesehatan.
Direktur Dinas Kesehatan Kabupaten Subang Dr. Maxi SH. MH.Kes menuturkan, sebagian besar toilet sekolah masih kekurangan sampah, sabun cair, perlengkapan dan perlengkapan kebersihan toilet.
“Dan tergantung ketersediaannya, jumlah toiletnya masih tidak proporsional, artinya jumlahnya masih lebih sedikit dibandingkan jumlah siswa di sekolah tersebut,” ujarnya.
Terkait jumlah jamban atau jamban yang tersedia, pemerintah menunjuk Peraturan Menteri Pendidikan (Permendiknas) No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA.
Peraturannya menyebutkan minimal ada satu toilet untuk 60 anak laki-laki, satu toilet untuk 50 anak perempuan, dan satu toilet untuk guru.
Jumlah toilet per sekolah minimal 3 unit dengan luas minimal 1 toilet 2 m2. Maka toilet harus memiliki dinding langit-langit yang dapat dikunci dan mudah dibersihkan. Setiap unit harus memiliki air bersih dan dilengkapi dengan fasilitas seperti toilet, tangki air, keranjang, lemari dan tempat sampah.
Maxi juga menawarkan banyak hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga toilet sekolah Anda tetap bersih dan nyaman.
“Membersihkan toilet sekolah bukan hanya tanggung jawab guru, tapi tanggung jawab bersama. Dari seluruh komunitas sekolah. Libatkan siswa dalam upaya pembersihan toilet sekolah.
Pasang peralatan dan bahan yang tahan lama dan tahan. Hal ini juga penting dalam pendidikan siswa. “Terakhir, jagalah jadwal pembersihan secara rutin,” ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Subang pun tak tinggal diam terhadap persoalan kecukupan toilet di sekolah.
Melalui Program Toilet Ramah Lingkungan di Sekolah, Pemerintah Kabupaten Subang memimpin program yang bertujuan untuk menciptakan toilet di sekolah guna mendukung lingkungan yang lebih baik yang mendukung kesehatan, kesejahteraan dan pendidikan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang Nunung Suryani mengatakan, pihaknya juga bekerja sama dengan dinas, lembaga, dan lembaga lain untuk menerapkan program sanitasi dan kenyamanan di toilet sekolah.
“Beberapa di antaranya adalah program kebersihan toilet sekolah, program tahunan sekolah Wings Adiwiyata, serta gerakan jasa lingkungan, dunia usaha, sekolah sehat dan sekolah sehat, bersama Kementerian Pendidikan dan Sekolah Ramah Anak yang diinisiasi oleh DP2KBP3A”. katanya
Family Marketing Head Fenny Tjuatja Dharma mengatakan: “Dalam rangka memperingati Hari Toilet Sedunia tahun ini, WPC membantu perbaikan toilet primer dan memberikan edukasi serta bantuan toilet kepada ratusan sekolah dasar di 29 provinsi di Indonesia.” Grup Wings Indonesia.
Ia mengatakan, untuk tahun ini, program tersebut dilaksanakan serentak pada bulan Oktober hingga puncak perayaan Hari WC Sedunia pada 19 November.