Laporan reporter geosurvey.co.id Aisyah Nursyamsi
geosurvey.co.id, JAKARTA – Sebagian masyarakat masih meyakini bahwa menikah di usia muda bisa memudahkan pasangan untuk memiliki anak.
Namun apakah itu benar?
Terkait hal tersebut, dokter spesialis andrologi RS Pondok Indah Puri Indah, dr. William juga menjawab.
Menurutnya, kesuburan tidak selalu bergantung pada usia pasangan. Ada banyak faktor yang berkontribusi terhadap hal ini.
“Sebenarnya banyak faktornya. Bukan hanya usia,” ujarnya saat jumpa pers di Jakarta Selatan, Kamis (21/11/2024).
Pasangan itu mungkin menikah pada usia 20 tahun.
Dan otomatis kedua organ reproduksi tersebut dalam kondisi baik tanpa ada masalah, sehingga pasangan ini bisa memiliki anak secara alami tanpa menunggu lama.
“Tapi ada juga pasien yang saya terima kemarin.
Pasien berusia antara 25 dan 26 tahun. “Kami sudah menikah lebih dari setahun, tapi ternyata ada masalah dengan spermanya,” lanjutnya.
Meski pasangan ini menikah di usia muda, bukan berarti keduanya tidak memiliki masalah kesuburan.
Faktanya, Dr. William, bahwa ada orang yang sudah menikah dan berusia lebih tua, 30 atau 40 tahun, baru saja menikah dan mempunyai anak.
Meski tak bisa dipungkiri, usia juga berdampak pada penyimpanan sel telur pada wanita.
Ovulasi cenderung menurun ketika wanita berusia 35 tahun ke atas. Meski melimpah, jumlah sel telur menurun setelah usia 35 tahun.
“Jadi nilainya mulai menurun pada usia 35 hingga 37 tahun. Apalagi jika misalnya seorang wanita berusia di atas 40 tahun,” jelas dr.
Begitu pula dengan kualitas sperma pria. Meski sudah tua, Anda tetap bisa memproduksi sperma meski kualitasnya semakin menurun seiring bertambahnya usia.
Tapi sekali lagi: Dr. William menegaskan, usia adalah salah satu faktornya, namun bukan satu-satunya.
Padahal, kesehatan secara umum memegang peranan yang sangat penting.
“Misalnya dia menikah di usia 25 tahun tapi kelebihan berat badan, ternyata dia punya darah tinggi dan kolesterol tinggi, dan spermanya mungkin tidak sebaik pria usia 40 tahun,” itu menambahkan.
“Faktor kehidupan seperti gaya hidup, riwayat kesehatan, dan status reproduksi pasangan sangat menentukan. Oleh karena itu, usia itu penting tapi bukan faktor utama,” pungkas Dr. William.