Dilansir jurnalis geosurvey.co.id Endrapta Pramudhiaz
geosurvey.co.id, JAKARTA – Perundingan dagang Indonesia-Uni Eropa atau Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) masih dalam pembahasan.
Menteri Perdagangan Budi Santoso optimis perundingan ini akan selesai pada kuartal pertama tahun depan.
“Saya berharap kuartal pertama tahun depan bisa selesai,” ujarnya saat ditemui di kawasan Chikupa, Tangerang, Selasa (11 Mei 2024).
Oleh karena itu, kami terus memantau perundingan tersebut, karena masih ada beberapa perundingan yang tertunda, lanjutnya. Saya berharap kami akan segera melakukan negosiasi ulang.”
Menurutnya, negosiasi perdagangan tidak selalu berhasil.
Ia menilai salah satu kendala utama yang dihadapi adalah perbedaan keinginan kedua belah pihak.
“Tentu ini negosiasi, dia pasti akan bertanya, kami akan bertanya. Kadang kita berbeda pendapat,” kata Budi.
Meski demikian, ia meyakinkan bahwa kendala-kendala yang dapat menghambat proses perundingan telah teridentifikasi dan diharapkan dapat diatasi.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Airlanga Hartarto mengungkapkan IEU-CEPA bisa segera diselesaikan setelah mendapat instruksi langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
Airlangga mengatakan, Prabowo telah memberikan lampu hijau untuk menyelesaikan perundingan IEU-CEPA.
“Presiden sudah memberikan lampu hijau agar perundingan IEU-CEPA segera diselesaikan,” kata Airlangga dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu malam (30 Oktober 2024).
Sesuai instruksi Prabowo, Airlanga langsung berkoordinasi dengan Budi Santoso untuk merampungkan beberapa hal teknis agar prosesnya bisa masuk ke tahap legislasi.
Beberapa poin perundingan IEU-CEPA antara lain mekanisme transparansi impor dan ekspor digital.
Terkait poin perundingan, Airlanga menegaskan Indonesia telah memberikan konsesi serupa seperti dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), yaitu perjanjian perdagangan bebas dengan partisipasi negara-negara Asia – Pasifik.
“Nah, terkait masalah ini, kami sudah memberikan konsesi serupa di RCEP,” ujarnya. Indonesia adalah negara terdepan dalam RCEP.”
“Jadi seperti perjanjian internasional, seringkali mereka ingin mendapatkan fasilitas yang setara dengan perjanjian lainnya. “Jadi sejak kita presentasikan di RCEP, wajar kalau kita presentasikan di IEU-CEPA,” kata Eirlangga.
Seperti diketahui, perundingan perdagangan antara Indonesia dan Eropa telah berlangsung selama lebih dari 8 tahun sejak resmi dimulai pada Juli 2016.
Saat itu, dimulainya perundingan IEU-CEPA terjadi pada saat Menteri Perdagangan masih dijabat oleh Thomas Trikasih Lembong.